Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Isoman Meninggal di Jakpus Kebanyakan Tinggal di Wilayah Padat Penduduk

Kompas.com - 26/07/2021, 11:51 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengungkapkan, pasien isolasi mandiri Covid-19 yang meninggal di wilayah Jakpus kebanyakan berada di wilayah padat penduduk.

"(Kebanyakan) di pemukiman padat sih. Saya lagi petakan, tapi itu di daerah padat, (misalnya) di Johar baru," kata Irwandi saat dihubungi, Senin (26/7/2021).

Kendati demikian, Irwandi belum bisa menyimpulkan apakah tempat tinggal di kawasan padat penduduk yang menjadi faktor banyaknya pasien isoman meninggal dunia.

Ia mengatakan, para pasien isoman yang meninggal itu mengalami gejala cukup berat, umumnya mempunyai penyakit komorbid, serta kesulitan mendapat akses ke rumah sakit.

Baca juga: Lapor Covid-19: 1.214 Warga Jakarta Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri

Sebab, RS di Jakarta memang sempat penuh saat lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Jadi tidak berpatokan daerahnya padat tapi kembali ke pasiennya ada komorbid atau enggak. Bisa akses ke rumah sakit atau enggak. Kebetulan kemarin kan tinggi (angka keterisian RS)," ujarnya.

Namun, Irwandi bersyukur saat ini keterisian rumah sakit sudah menurun ke angka 77 persen. Ia berharap tak ada lagi pasien Covid-19 yang tak mendapat akses ke rumah sakit.

"Mudah-mudahan RS sekarang bisa menampung yang isoman, yang agak berat, yang masih di rumah, bisa segera masuk di faskes yang ada," katanya.

Koalisi warga LaporCovid-19 menyebutkan ada 1.214 warga di DKI Jakarta yang meninggal dunia saat isolasi mandiri di rumah sampai 22 Juli lalu.

Sebanyak 162 orang di antaranya di Jakarta Pusat.  

Namun, Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma menyampaikan angka yang lebih kecil.

Baca juga: Ribuan Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Apa Sebabnya?

Ia menyebut, ada 107 warga di wilayahnya yang meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan dan dimakamkan dengan protokol Covid-19.

"Saat ini data terakhir ada 107, artinya ada permohonan dari warga pemulasarannya itu dengan protokol Covid-19," kata Dhany Sukma seperti dilansir Warta Kota, Jumat (23/7/2021).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta Slamet Budiarto sebelumnya menilai ada sejumlah faktor yang menyebabkan banyaknya pasien Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.

Faktor paling utama adalah tak adanya dokter yang memantau kondisi pasien setiap hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com