Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ada Penipuan Obat Covid-19 di Online Shop!

Kompas.com - 27/07/2021, 08:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam situasi sulit akibat wabah Covid-19, rupanya masih ada juga orang yang tega melakukan praktik penipuan.

Pasangan suami istri warga Pasar Rebo, Jakarta Timur, berinisial YS dan T menjadi korban.

Peristiwa itu bermula pada Jumat (23/7/2021), ketika orangtua YS dan T yang merupakan kategori lansia terdeteksi positif Covid-19 usai melakukan tes usap antigen.

"Berdasarkan konsultasi saya dengan teman dokter, bapak ibu saya harus dikasih minum obat Oseltamivir. Itu katanya obat antivirus ya," ujar YS menceritakan pengalamannya kepada Kompas.com, Senin (26/7/2021).

Baca juga: Kisah Rakyat yang Bergerak Menolong Sesama di Tengah Krisis…

Hari itu juga, YS dan T mencari obat yang diresepkan dokter. Namun, obat itu tak kunjung didapat.

Pencarian pun berlanjut pada Sabtu keesokan harinya. YS mencoba mencari obat itu di salah satu aplikasi belanja online.

Ia menghubungi sejumlah toko yang terdaftar menjual obat tersebut melalui layanan pesan teks yang ada di dalam aplikasi.

"Ada satu toko yang balas chat-nya cepat. Namanya Toko Apotek Nusantara 887. Saya nanya-nanya di sana, apakah obatnya ada, bisa dikirim segera atau enggak dan sebagainya," ujar YS.

Admin toko tersebut kemudian meminta agar percakapan tidak lagi dilakukan melalui aplikasi itu. Ia meminta percakapan berpindah ke aplikasi WhatsApp.

Pada titik ini, YS sudah menaruh curiga. Sebab, setahu dia, percakapan di luar aplikasi merupakan pelanggaran kode etik berbelanja di platform belanja online.

Baca juga: Menkes Minta Obat Covid-19 Tak Ditimbun dan Diberikan Sesuai Resep

YS menolak permintaan admin dan sempat tak menanggapi pesan yang dikirim.

"Tapi masalahnya saya bingung ya, harus cari di mana lagi obat itu. Sementara si admin WA saya terus, nanya jadi beli atau enggak," ujar YS.

"Si admin juga bilang bahwa akunnya sering jadi korban persaingan usaha toko lain. Makanya, dia ngalihin chat ke WA, takut-takut kalau akunnya tiba-tiba dibekukan. Dalam keadaan bingung, saya belilah di dia," lanjut YS.

Ia membeli satu strip obat antivirus Oseltamivir dengan harga Rp 350.000. Ongkos kirim obat itu Rp 20.000. Jadi, total YS mengeluarkan uang Rp 370.000.

Sejumlah uang tersebut ditransfer ke rekening salah satu bank swasta atas nama Nurul Nur Safika.

"Satu jam, dua jam, tiga jam, saya tunggu, enggak datang-datang juga. Sampai sekarang obatnya enggak ada di saya," ujar YS.

Baca juga: Pemerintah Tingkatkan Produksi Obat-obatan untuk Covid-19, Ini Rincian Jumlahnya

YS mencoba menghubungi nomor WhatsApp pelaku pada Sabtu sore. Namun, pesan tidak terkirim. Status pada aplikasi itu hanya centang satu.

T, suami YS, sempat menghubungi nomor WhatsApp pelaku dengan nomor berbeda. Anehnya, pelaku menjawab seperti biasa dengan waktu yang cepat.

Akhirnya, pasangan suami istri tersebut menyimpulkan bahwa mereka baru saja menjadi korban penipuan.

"Bingung saya. Di masa sulit seperti sekarang ini, masih ada saja yang tega menipu begitu ya. Sekarang ya saya bingung mau gimana lagi," lanjut YS.

YS dan T masih mempertimbangkan apakah akan melaporkan peristiwa ini ke kepolisian atau tidak.

Namun, keduanya berpesan kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur pada penawaran obat yang murah dan cepat, apalagi bila membeli di luar sistem yang disediakan di online shop.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com