JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha jalan tol Jusuf Hamka atau biasa disapa Babah Alun mengaku tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik.
Saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (27/7/2021), Jusuf mengatakan, ia justru ingin menjadi sosok seperti Mother Teresa yang selalu menebarkan kebaikan kepada banyak orang.
"Saya bukan pencitraan, saya tidak mau ke politik, saya mau jadi Mother Teresa. Kalau di luar negeri ada Mother Teresa, di Jakarta ada Babah Alun," kata Jusuf.
Baca juga: Cerita Jusuf Hamka Geram Ada Kartel Krematorium, Putuskan Bantu Tanpa Lihat Agama
Jusuf memang dikenal sebagai salah satu pengusaha berdarah Tionghoa yang kerap melakukan aksi kemanusiaan.
Namanya mencuat saat bersuara kencang memerangi kartel krematorium bagi jenazah pasien Covid-19.
Jusuf merupakan Dewan Pembina Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, milik mendiang kakaknya.
Dia mendorong pengurus Krematorium Cilincing untuk membuka pelayanan bagi jenazah pasien Covid-19.
"Kemudian pas lagi ada masalah kartel, naluri kemanusiaan saya langsung keluar, wah kakak saya punya krematorium tuh tapi saya enggak pernah nanganin, saya telepon pengurusnya," ucap Jusuf.
Baca juga: Perangi Kartel Krematorium, Jusuf Hamka: Sebangsa Setanah Air Wajib Kita Jaga
Hingga pada 19 Juli 2021, Krematorium Cilincing membuka layanan bagi jenazah pasien Covid-19 dengan biaya Rp 7 juta.
Jusuf menyebutkan, dia ingin membantu warga yang sedang mengalami kemalangan akibat pandemi Covid-19 tanpa membedakan agama.
"Islam itu rahmatan lil alamin, mereka mungkin tidak seagama dengan saya, tapi sebangsa, setanah air sama kita, jadi wajib kita jaga," ucap Jusuf.
"Kalau ada yang bilang karena saya muslim, saya tidak boleh membantu mereka yang digilas oleh kartel kremasi, menurut saya tidak wise-lah," tambahnya.
Baca juga: Pengusaha Jusuf Hamka Borong Makanan Pedagang Kecil untuk Dibagikan ke Pasien Covid-19 yang Isoman
Tak sampai di situ, Jusuf juga akan mewakafkan sebidang tanah miliknya seluas hampir 10 hektar itu berlokasi di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, untuk dijadikan lahan pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Awalnya, Jusuf ingin memberikan tanah itu secara gratis. Namun, akhirnya Jusuf memutuskan untuk menarik tarif sebesar Rp 7 juta untuk biaya gali.
Berbagai aksi sosial lain pun telah dilakukan Jusuf. Ia pernah memborong makanan milik pedagang kecil di kawasan Jakarta Pusat dan membagikan makanan tersebut ke warga yang menjalani isolasi mandiri.
Jusuf berharap, aksi kemanusiaannya bisa memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk melakukan hal yang sama dan saling membantu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.