Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Hamka, Pengusaha yang Ingin Jadi Mother Teresa Versi Jakarta

Kompas.com - 27/07/2021, 17:47 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha jalan tol Jusuf Hamka atau biasa disapa Babah Alun mengaku tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik.

Saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (27/7/2021), Jusuf mengatakan, ia justru ingin menjadi sosok seperti Mother Teresa yang selalu menebarkan kebaikan kepada banyak orang.

"Saya bukan pencitraan, saya tidak mau ke politik, saya mau jadi Mother Teresa. Kalau di luar negeri ada Mother Teresa, di Jakarta ada Babah Alun," kata Jusuf.

Baca juga: Cerita Jusuf Hamka Geram Ada Kartel Krematorium, Putuskan Bantu Tanpa Lihat Agama

Jusuf memang dikenal sebagai salah satu pengusaha berdarah Tionghoa yang kerap melakukan aksi kemanusiaan.

Namanya mencuat saat bersuara kencang memerangi kartel krematorium bagi jenazah pasien Covid-19.

Jusuf merupakan Dewan Pembina Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, milik mendiang kakaknya.

Dia mendorong pengurus Krematorium Cilincing untuk membuka pelayanan bagi jenazah pasien Covid-19.

"Kemudian pas lagi ada masalah kartel, naluri kemanusiaan saya langsung keluar, wah kakak saya punya krematorium tuh tapi saya enggak pernah nanganin, saya telepon pengurusnya," ucap Jusuf.

Baca juga: Perangi Kartel Krematorium, Jusuf Hamka: Sebangsa Setanah Air Wajib Kita Jaga

Hingga pada 19 Juli 2021, Krematorium Cilincing membuka layanan bagi jenazah pasien Covid-19 dengan biaya Rp 7 juta.

Jusuf menyebutkan, dia ingin membantu warga yang sedang mengalami kemalangan akibat pandemi Covid-19 tanpa membedakan agama.

"Islam itu rahmatan lil alamin, mereka mungkin tidak seagama dengan saya, tapi sebangsa, setanah air sama kita, jadi wajib kita jaga," ucap Jusuf.

"Kalau ada yang bilang karena saya muslim, saya tidak boleh membantu mereka yang digilas oleh kartel kremasi, menurut saya tidak wise-lah," tambahnya.

Baca juga: Pengusaha Jusuf Hamka Borong Makanan Pedagang Kecil untuk Dibagikan ke Pasien Covid-19 yang Isoman

Tak sampai di situ, Jusuf juga akan mewakafkan sebidang tanah miliknya seluas hampir 10 hektar itu berlokasi di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, untuk dijadikan lahan pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Awalnya, Jusuf ingin memberikan tanah itu secara gratis. Namun, akhirnya Jusuf memutuskan untuk menarik tarif sebesar Rp 7 juta untuk biaya gali.

Berbagai aksi sosial lain pun telah dilakukan Jusuf. Ia pernah memborong makanan milik pedagang kecil di kawasan Jakarta Pusat dan membagikan makanan tersebut ke warga yang menjalani isolasi mandiri.

Jusuf berharap, aksi kemanusiaannya bisa memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk melakukan hal yang sama dan saling membantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com