Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala Pasar Tanah Abang: Pengunjung Sepi, Kios Diobral Murah

Kompas.com - 29/07/2021, 07:23 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Harga jual tersebut sudah turun jauh dari harga normal.

"Kalau dulu sebelum pandemi hampir 100 juta harga sewanya," kata Wijaya, pemilik kios, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Wijaya mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 melanda, tidak sulit untuk menyewakan kiosnya meski dengan harga tinggi. Sebab, kios miliknya itu berada di dekat akses masuk.

Baca juga: Kios Pasar Tanah Abang Diobral Murah akibat Pandemi

"Tapi sekarang harga Rp 15 juta saja enggak laku-laku, padahal itu sudah harga pandemi," ujarnya.

Selain disewakan, banyak juga kios yang kini dijual dengan harga murah. Di Blok A Tanah Abang misalnya, ada kios gandeng ukuran 6 meter persegi yang dijual dengan harga Rp 150 juta.

Pemilik mengaku menjual kios itu di bawah harga modal saat membelinya dari PD Pasar Jaya. Semula ia menjual kios itu dengan harga Rp 285 juta, tetapi tak kunjung laku.

Akhirnya ia pun menurunkan harga hingga hampir setengahnya.

"Turun harga menjadi Rp 150 juta, harus terjual cepat," tulis Rusli, pemilik kios tersebut, di situs OLX.

Baca juga: Bendera Putih di Pasar Tanah Abang, Pengelola: Sangat Kecil Kemungkinan Oknumnya Pedagang

Pihak pengelola Pasar Tanah Abang pun mengakui ada penurunan harga jual dan sewa kios di Pasar Tanah Abang. Namun, menurut dia, pandemi Covid-19 bukan menjadi faktor diobralnya harga jual dan sewa kios.

Ia menyebutkan, turunnya harga jual dan sewa kios lebih disebabkan hak guna bangunan yang sudah hampir habis.

Ia menjelaskan, setiap kios yang telah dibeli dari Pasar Jaya memiliki jangka waktu hak guna hingga 20 tahun. Jika batas waktu itu sudah berakhir, kios dikembalikan ke PD Pasar Jaya untuk direvitalisasi serta dijual kembali.

"Di Blok A tanah Abang misalnya, sudah operasional 2005. Artinya, sudah lebih dari 15 tahun, hak guna pakainya tinggal sedikit lagi. Otomatis harganya turun dong, karena masa pakainya sudah tinggal sedikit lagi," kata Heri.

Selain itu, ia menilai turunnya harga jual atau sewa kios disebabkan pertumbuhan di kawasan Pasar Tanah Abang yang semakin pesat. Semakin banyak kios yang dibangun maka semakin ketat juga persaingan harga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com