Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Mengaku Jadi Korban Pungli ke Mensos Risma, Warga Tangerang Kini Sebut Tidak Ada Oknum

Kompas.com - 29/07/2021, 17:59 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Warga Kota Tangerang berinisial S yang sempat mengaku menjadi korban pungutan liar (pungli) saat kemarin ditemui Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, tiba-tiba mengaku tidak ada oknum yang meminta uang kepada dirinya.

Padahal, S sempat mengadu kepada Risma bahwa bantuan yang diberikan kepadanya dipotong oleh seorang oknum.

Adapun aduan itu diutarakan oleh S saat Risma melakukan inspeksi mendadak (sidak) berkait penyalutan bantuan sosial (bansos) di wilayah Karang Tengah, Kota Tangerang, Rabu kemarin.

"Enggak, enggak ada yang motong sama sekali," tutur dia kepada wartawan, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Temukan Pungli Saat Sidak Penyaluran Bansos Tunai, Mensos Risma Bujuk Korban Bocorkan Nama Oknumnya

S berujar, dia merasa grogi saat Risma menemui dirinya.

Lantas, S secara tidak sengaja menyatakan bahwa ada seorang oknum yang meminta pungli.

"Iya kemarin saya grogi, ketemu banyak orang, ada polisi juga," ucapnya.

Kepada Risma, S sempat menyebut nama oknum yang melakukan pungli, yaitu Maryati (sebelumnya ditulis Maryani).

S mengaku, Maryati merupakan pendamping PKH di lokasi tersebut.

Kediaman Maryati juga terletak tidak terlalu jauh dari kediaman S.

Keduanya berada dalam satu RW yang sama. Kata S, Maryati tidak pernah meminta pungli.

"Enggak pernah minta ke saya dia (Maryati)," papar S.

Baca juga: Sidak Penerima Bansos, Mensos Risma Terima Aduan Pungli Rp 50.000 di Tangerang

Dalam kesempatan itu, S tidak menjelaskan maksud dari pernyataan dia terkait ancaman yang pernah didapatkan dari Maryati.

Namun, selama tiga tahun dia terdaftar sebagai PKH, S mengaku selalu memegang kartu PKH tersebut.

Perempuan itu turut mengatakan bahwa dia tidak mengenali sosok Risma.

"Saya enggak tahu dia (Risma) siapa," ucapnya.

Pernyataan S kepada wartawan hari ini bertolak belakang dengan pernyataan S kepada Mensos.

Pembicaraan antara Risma dan S diabadikan dalam sebuah rekaman yang diterima Kompas.com.

Mensos bertanya kepada S berkait oknum yang melakukan pungli.

Perempuan itu mulanya takut untuk membeberkan nama oknum tersebut.

Jika S membeberkan nama oknum itu, dia diancam bahwa ke depannya tak akan ada bansos lagi untuknya.

Baca juga: Mensos Risma Terima Aduan Pungli Bansos, Tim PKH Kota Tangerang Selidiki

Namun Risma terus mencecar. Risma lantas membalas bahwa BST untuknya bakal dia jamin.

"Oh besok dapat, saya jamin. Ibu saya jamin bisa dapat lagi," ucap Mensos.

Risma lantas membujuk S agar membeberkan nama oknum tersebut.

"Ibu enggak kasihan sama saya, saya susah-susah, saya enggak mungut apa pun," tuturnya kepada korban.

Belum selesai membujuk, Risma bertanya berapa jumlah pungli yang diminta oknum.

S menjawab, pungli yang diminta sebesar Rp 50.000.

Mantan Wali Kota Surabaya itu lantas menegaskan, korban dapat menyebut nama oknum karena bakal dilindungi oleh kepolisian.

"Ini ada Pak Kapolsek, Bareskrim, dampingi saya. Nanti didampingi," katanya.

S lantas mengatakan, nama oknum yang melakukan pungli sebesar Rp 50.000 itu adalah Maryati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com