Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Pemkot Depok Jadikan "Sedekah" Alternatif Bantuan bagi Warga Terdampak PPKM, Sudah Himpun Rp 200 Juta

Kompas.com - 02/08/2021, 06:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono blusukan ke perumahan-perumahan warga untuk membagikan sembako, Sabtu (31/7/2021).

Idris membagikan sembako kepada warga di Jalan Gadong Raya, Cisalak Pasar, Cimanggis dan warga di Jalan Asri, Jatijajar, Tapos.

Sementara itu, Imam membagikan bantuan sosial di Kelurahan Mekarjaya dan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya.

Itu merupakan kali kedua mereka melakukannya. Kali pertama dilakukan pada akhir pekan lalu.

Baca juga: Blusukan Bagi-bagi Sembako, Wali Kota Depok: Kita Berharap Bisa Selesaikan Pandemi dengan Sedekah

"Minggu kemarin itu 600-an (paket sembako). Sekarang 1.400-an. Nah mudah-mudahan minggu depan bisa lebih lagi," kata Idris seusai membagikan sembako, dalam keterangan video yang diterima Kompas.com pada Sabtu siang.

"Tidak hanya yang isolasi mandiri saja, tapi yang terdampak juga harus diberikan. Tolong, dilaporkan juga kalau ada yang terdampak, kasih tahu (Pemkot). Sebab, ini akan terus berlangsung," ungkap Idris.

Ya, ini akan terus berlanjut. Di luar APBD, Pemkot Depok melakukan "terobosan" dengan membikin kegiatan Depok Sedekah Bersama/Depok Saba Rakyat (D'SabR).

Tujuannya untuk meringankan beban finansial warga yang terdampak pandemi Covid-19 dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Sudah himpun Rp 200 juta

Dikutip dari situs resmi Pemkot Depok, program D'SabR sampai Jumat lalu telah berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 265.582.500 dari 38 perangkat daerah.

Nominal itu telah disalurkan dalam bentuk 1.415 paket sembako dan produk UMKM Depok ke 11 kecamatan.

Secara formal, kegiatan itu dilakukan berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Nomor 460/386-Ekonomi.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi pada Sekretariat Daerah (Setda) Kota Depok, Wahid Suryono mengatakan, kata 'sabr' berasal dari bahasa Arab yang bermakna sabar dan dari bahasa Inggris 'sabre' bermakna pedang.

"Lalu, sedekah ibarat pedang terhunus yang bisa mengalahkan musuh, sesuai sabda Nabi Muhammad SAW bahwa sedekah bisa menolak bala atau bencana ataupun musibah," ujarnya.

Supaya ekonomi berputar, uang donasi dari perangkat-perangkat daerah itu harus dibelanjakan di UMKM Kota Depok, di toko/warung/outlet UMKM/ koperasi, dengan nilai minimal Rp 150.000 per paket.

Masing-masing perangkat daerah, termasuk kelurahan, menggalang donasi dari ASN pada Senin-Kamis.

Pembelian paket itu kemudian didokumentasikan dalam bentuk video atau foto dan mengunggahnya ke media sosial dengan tagar #ASNdepokpeduli dan #beliprodukUMKMdepok.

Setiap hari Kamis paling lambat pukul 16.00 WIB, penanggungjawab masing-masing perangkat daerah mengirimkan laporan hasil donasi dan jumlah paket bantuan.

"Khusus kecamatan melaporkan juga data masyarakat yang membutuhkan bantuan," kata Wahid.

Baca juga: Bikin Kegiatan Depok Sedekah Bersama, Idris-Imam Blusukan Bagikan Sembako ke Warga

Setelah itu, lanjutnya, laporan diberikan kepada Wali Kota Depok, Mohammad Idris melalui Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kota Depok.

"Setiap hari Jumat, penanggungjawab kota akan memberikan data alokasi bantuan per kecamatan sebagai dasar bagi masing-masing perangkat daerah untuk mengirimkan paket bantuan ke kecamatan yang sudah ditentukan," ungkapnya.

"Lalu, kecamatan dan kelurahan mendistribusikan paket bantuan ke masyarakat yang membutuhkan, dengan sasaran pasien isolasi mandiri, pembimbing rohani, disabilitas, seniman, lansia serta warga terdampak pandemi Covid-19 lainnya," kata Wahid.

Perusahaan akan diminta donasi juga

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku akan bersurat kepada perusahaan-perusahaan sektor esensial dan kritikal yang diperbolehkan beroperasi selama PPKM Darurat/Level 4.

Dalam surat itu, Idris berharap agar perusahaan-perusahaan tersebut bersedia menyisihkan kasnya untuk berdonasi kepada warga yang finansialnya terdampak PPKM Darurat/Level 4.

"Yang saya kerahkan sekarang bukan hanya APBD, tapi juga pejabat, pegawai, pegusaha, perbankan, semuanya, untuk ikut serta bersedekah. Yuk bagi-bagi," kata Idris.

Ia menjelaskan, hal itu didasari oleh keadaan bahwa perusahaan-perusahaan sektor prioritas itu relatif tidak terganggu oleh pembatasan ketat pemerintah.

"Artinya, karyawannya, direkturnya, tidak terdampak Covid-19 secara finansial," ujar Idris.

Sementara itu, di luar sana, banyak lagi warga Depok yang kondisi finansialnya terdampak

"Makanya, bagi sini duitnya, gitu. Keuntungannya sekian persen, bagi," ujar Idris.

"Kita sedekah untuk mereka agar kita bisa terlepas dari bencana ini," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com