Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Sudah Negatif Covid-19, Saat Rontgen, Paru-paru Telah Dipenuhi Kabut dan Bercak"

Kompas.com - 02/08/2021, 17:06 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Saya tidak kehilangan rasa dan penciuman, tapi rasa yang saya rasakan hanya asin dan pahit. Itu sebabnya nafsu makan saya hancur dalam proses dua minggu. Berat saya turun 8 kilogram," ungkap Nugroho.

Baca juga: Berakhir Hari Ini, Bagaimana Kelanjutan PPKM Level 4 di Jakarta?

Ia tak bisa dan tak berani tidur. Tiga menit sekali ia harus menghirup oksigen dari tabung. Saturasi oksigennya sering turun hingga 94, membuatnya kerap merasa terengah-engah.

Hari kedelapan dan sembilan setelah merasakan gejala, Nugroho berinisiatif untuk jalan-jalan mondar-mandir di rumah, memberikan gerak bagi tubuhnya supaya meningkat metabolisme.

Hari keempat belas, ia tes dan dinyatakan negatif Covid-19. Dari informasi yang ia terima, sejumlah penyintas Covid-19 mengalami pengentalan darah.

Karena keadaan badannya sempat drop, ia periksa ke laboratorium.

Ia memeriksakan darahnya, dengan melakukan cek hematologi lengkap ditambah pemeriksaan d-dimer (uji pengentalan darah), serta paru-parunya dengan melakukan rontgen toraks.

"Saya dapatkan d-dimer saya tinggi. Normalnya orang 500, saya 2.100," ungkapnya.

Baca juga: PGC Dibuka Lagi, Pengunjung Harus Tunjukkan Bukti Vaksinasi Covid-19

Hasil rontgen paru-paru Nugroho, seperti sudah disinggung di awal artikel ini, juga tak membawa kabar baik.

Nugroho menderita pengentalan darah dan pneumonia karena Covid-19, walaupun sudah negatif.

Keadaan ini tidak terdeteksi karena ia menjalani isolasi mandiri, bukan dirawat di rumah sakit di mana kesehatannya terpantau oleh dokter dan sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Ikhtiar untuk segera pulih

Nugroho enggan meratap. Dokter memberinya obat antivirus guna melenyapkan infeksi di paru-parunya. Tapi, obat itu tidak dapat menghilangkan kabut dan bercak di paru-parunya.

"Menghilangkannya harus terapi dan latihan fisik," kata dia.

Masalahnya, latihan fisik dengan keadaan darah mengental justru bisa mengundang risiko kesehatan lain yang tak kalah bahaya.

Darah yang mengental dapat menghambat aliran darah. Olahraga akan menaikkan detak jantung, sedangkan pembuluh darah mungkin tersumbat. Efek terburuk yang menghantui adalah serangan jantung dan stroke.

Baca juga: Anies Sebut Warga yang Sudah Divaksin Dua Kali Bisa Bebas ke Mana Saja

Nugroho terpaksa harus mengendalikan kekentalan darahnya terlebih dulu. Ia mengonsumsi semua asupan yang diperlukan untuk mengencerkan darah, semisal nanas dan kacang almon, juga mengonsumsi obat antistroke.

Sedikit berhasil. Indikator d-dimer dalam pemeriksaan kali kedua sudah turun ke 1.400. Namun, angka itu masih jauh dari 500.

Butuh waktu lama agar kekentalan darah itu bisa kembali normal, sedangkan paru-paru Nugroho butuh segera diterapi. Dokter kemudian memberikannya obat pengencer darah.

"Obat pengencer darah biasanya efektif, tapi obat ini juga bahaya. Kalau penggumpalannya tidak tinggi, malah bisa pendarahan. Tersayat sedikit darah bisa keluar tidak habis-habisnya," ungkapnya.

Baca juga: Pemprov DKI Tunggu Keputusan Perpanjangan PPKM

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com