"Saya baru tahu paru-paru saya buruk. Yang kanan, atas, tengah, bawah, semuanya kabut. Yang kiri, seluruhnya bercak," ujar Nugroho.
"Saya kena pneumonia. Kena infeksi viral di seluruh paru," lanjutnya.
Keadaan itu tidak terdeteksi sebelumnya karena ia menjalani isolasi mandiri, bukan dirawat di rumah sakit di mana kesehatannya terpantau dokter dan sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Covid-19 memang sudah berlalu. Singkat kata, Nugroho sudah dinyatakan "sembuh" dari Covid-19. Namun, dengan pengentalan darah dan pneumonia yang ia derita kini, tubuhnya jauh dari kata pulih.
Keadaan itu ironis sebab Nugroho, walaupun sudah masuk usia lanjut, merupakan orang yang selama ini segar-bugar. Ia aktif bersepeda.
Ia pun mengaku, sejak 2016, ia tak pernah berobat ke dokter atau rumah sakit lantaran memang senantiasa dalam kondisi sehat.
"Paru-paru adalah bagian dari tubuh yang regenerasi selnya paling lambat. Kerusakan di tempat dia pulihnya selalu lama dibanding kerusakan di daerah lain. Jadi walaupun sudah tidak infeksi, dia belum bisa pulih."
Untuk menyembuhkan paru-parunya dari pneumonia, ia bukan hanya mesti mengonsumsi obat, melainkan juga harus melakukan terapi dan kegiatan fisik.
Tapi, dengan darah yang mengental, aktivitas fisik justru dapat menimbulkan risiko serangan jantung dan stroke.
Karena itulah indikator d-dimer harus dipantau terus. Darahnya tak boleh lama dibiarkan mengental.
Nugroho jadi sering pergi ke dokter untuk berkonsultasi dan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan tubuhnya secara berkala.
Sayangnya, untuk setiap lawatan itu, tentu harus ada biaya yang disisihkan. Dan biaya itu tidak kecil.
"Memang konsekuensinya itu di biaya. Biaya Covid-19 saya untuk obat-obatan semua itu mungkin habis Rp 1,2 – 1,3 juta, tapi biaya laboratorium..." kata Nugroho.
"Periksa d-dimer saja sekali periksa Rp 800.000-an. Saya sudah 3 kali periksa. Cek darah lengkap termasuk serologi itu habis sekitar 1,5 juta sekali periksa," ujar dia.
Hasil tes laboratorium kemudian dikonsultasikan dengan dokter spesialis. Ongkosnya bisa Rp 400.000-500.000.