JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa bernama Zaelani (26) babak belur, diduga akibat dikeroyok sejumlah satpam di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dugaan pengeroyokan itu telah dilaporkan ke polisi dan tengah diselidiki Polres Metro Jakarta Pusat. Pihak pengelola GBK mengakui adanya pemukulan oleh satpam tetapi membantah terjadinya pengeroyokan.
Korban bernama Zaelani menceritakan kronologi kejadian itu saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/8/2021).
Ia menjelaskan, kedatangannya ke GBK untuk bertanya terkait sertifikat vaksinasi Covid-19 dosis kedua yang tak kunjung bisa diakses melalui aplikasi Peduli Lindungi. Padahal ia telah menjalani vaksinasi kedua di GBK pada 31 April lalu.
Baca juga: Pengelola GBK Akan Tindak Satpamnya yang Pukul Mahasiswa
"Sertifikat vaksinasi pertama saya ada di aplikasi, kok yang kedua enggak ada. Akhirnya saya inisiatif nelepon hotline 119 dan saya diarahkan ke tempat saya vaksin, yaitu di GBK," kata Zaelani.
Berdasarkan arahan petugas call center itu, Zaelani pun mendatangi GBK pada Jumat pekan lalu. Namun sesampainya di Pos V GBK, Zaelani dilarang satpam untuk masuk.
Satpam itu beralasan hanya peserta vaksinasi yang hari itu mendapat jadwal vaksin yang diperkenankan untuk masuk.
Ia pun diarahkan satpam itu ke Pos II, namun rupanya itu adalah vaksinasi untuk pengemudi ojek online.
Akhirnya, ia diarahkan kembali ke Pos V. Namun ia tetap dicegat oleh dua orang satpam yang menjaga akses masuk.
Akhirnya terjadi perdebatan antara Zaelani dan kedua satpam itu. Zaelani ngotot hendak menemui panitia vaksinasi karena ia telah mendapat arahan dari petugas call center 119. Namun Satpam juga ngotot melarang Zaelani masuk karena area di dalam dikhususkan untuk peserta vaksinasi yang telah terjadwal.
"Disitu kami adu argumen. Akhirnya dua satpam itu memanggil temannya 5-6 orang. Kaos di situ, akhirnya kejadian pemukulan," kata Zaelani.
Zaelani tak ingat berapa orang satpam yang memukulinya karena situasi sudah kacau. Saat itu, ia hanya berupaya kabur. Namun, satpam-satpam itu mengejarnya hingga tertangkap. Zaelani pun langsung digiring ke pos satpam.
"Di sana saya kembali mendapat intimidasi, disuruh teken surat damai," ujar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jakarta itu.
Karena dalam keadaan tertekan, Zaelani meneken surat damai itu.
Akibat insiden pengeroyokan itu, Zaelani mengalami luka-luka. Ia telah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pasca-kejadian.