Berdasarkan resume medis dari RS, ia menderita luka cukup parah pada wajahnya, mulai dari luka memar hingga pembengkakan. Pelipis matanya juga mengalami luka robek yang harus dijahit.
Darah bercucuran cukup banyak dari wajahnya saat kejadian. Zaelani juga mengaku masih mengalami trauma.
Kompas.com telah meminta penjelasan pihak pengelola GBK terkait pernyataan Zaelani.
Pihak pengelola GBK mengakui adanya insiden pemukulan oleh satpam. Namun GBK enggan menyebut insiden itu sebagai pengeroyokan.
Baca juga: Pengelola GBK Akui Satpamnya Pukul Mahasiswa, tapi Bantah Ada Pengeroyokan
Kepala Divisi Humas GBK Dwi Putranto mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi karena satpam berupaya membela diri. Ia menyebut, Zaelani itu berupaya menyerang lebih dulu.
Ia menyebutkan, ricuh itu bermula saat Zaelani tiba di Pos V GBK pada Jumat siang. Kepada satpam yang bertugas, Zaelani menjelaskan bahwa ia hendak menuju Istora Senayan untuk bertanya perihal sertifikat vaksin dosis kedua yang belum diterimanya.
Satpam itu sudah menjelaskan bahwa di Istora Senayan tak ada kegiatan vaksinasi. Kegiatan vaksinasi hari itu hanya ada di Tennis Indoor dan hanya peserta vaksinasi yang boleh masuk.
Satpam itu pun melarang Zaelani masuk ke kompleks GBK karena aturan terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Akhirnya dia emosi si pengunjung ini. Mau coba lakukan perlawanan ke petugas kami. Secara reflek petugas kami membela diri mukul. Yang tadinya mau dipukul jadi mukul duluan," kata Dwi.
Dwi membantah terjadi pengeroyokan karena menurut dia pemukulan hanya dilakukan sekali oleh satu orang satpam saja. Setelah pemukulan itu, tiga orang satpam membawa Zaelani ke posko untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
"Jadi bukan pengeroyokan. Di posko juga gak diapa-apain lagi," kata Dwi.
Ia membantah satpam yang turun tangan sampai enam orang.
Dwi juga membantah ada intimidasi yang dilakukan oleh satpam ke Zaelani untuk tidak memperpanjang masalah ini.
"Saat di posko itu satpamnya cuma nanya ini mau diterusin atau gimana. Kalau mau diterusin diantar ke pos polisi. Tapi saat itu dia lebih memilih damai," ucap Dwi.
Meski tak ada pengeroyokan, Dwi memastikan satpam yang telah melakukan pemukulan itu tetap diproses dan akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku.