JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang 14 bulan menuju akhir masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengajukan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.
RPJMD memuat janji-janji kampanye Anies yang ditargetkan rampung selama masa pemerintahannya, seperti pembangunan ratusan ribu unit rumah DP nol rupiah dan pembentukan wirausaha baru melalui program OKE OCE.
Dengan perubahan RPJMD yang diajukan belakangan, target dari beberapa janji kampanye Anies diubah menjadi lebih sedikit. Di sisi lain, sejumlah program baru bermunculan, terutama program yang berkaitan dengan pandemi Covid-19.
Kompas.com merangkum sejumlah perubahan dalam RPJMD 2017-2022 tersebut di sini.
Baca juga: Mantan Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirja Tutup Usia
Jika sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan akan membangun lebih dari 232 ribu unit rumah untuk warga kurang mampu dengan skema pembelian DP 0 Rupiah, kini target tersebut dipangkas besar-besaran menjadi kurang dari 20.000.
Ini tertulis dalam draft perubahan RPJMD yang diterima Kompas.com.
Dalam naskah tersebut ditulis bahwa masyarakat yang bergaji di bawah UMP (Upah Minimum Provinsi) akan menikmati fasilitas rusunawa (rumah susun sewa).
Adapun jumlah rusunawa yang akan disediakan yakni sebanyak 18,906 unit, dengan rincian sebanyak 13.798 unit dibangun dengan dana APBD, 2.444 unit dengan dana APBD, dan 2.664 unit dibangun oleh pengembang.
Baca juga: Mantan Gubernur DKI Soerjadi Tutup Usia, Anies: Dedikasi Beliau Selalu Terpatri
Dari total target yang sudah dipangkas tersebut, Pemprov DKI hanya bisa membangun sekitar 2.774 unit sejauh ini. “Bisa dikatakan ini program gagal karena selama tiga tahun unit yang dibangun (masih sedikit),” ungkap Ketua Fraksi PDIP-P DPRD DKI Gembong Warsono, Senin (2/8/2021).
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, target pembangunan rumah DP Rp 0 dipangkas karena kemampuan finansial Pemprov DKI merosot akibat pandemi Covid-19.
“Semuanya direvisi karena ada Covid,” tegasnya, Maret 2021 lalu.
Selain merevisi target pembangunan rumah DP Rp 0, Pemprov DKI juga diketahui mengurangi target pembentukan wirausaha baru melalui program yang dulu diberi nama OKE OCE.
Target direvisi dari yang sebelumnya mencetak 361.518 wirausaha baru, menjadi 278.971 wirausaha baru.
Lebih dari itu, istilah OKE OCE sendiri tampaknya telah diubah oleh Pemprov DKI.
Baca juga: Mengenang Soerjadi Soedirja, Gubernur Rumah Susun yang Melarang Operasional Becak di Jakarta
Program OKE OCE hanya beberapa kali disebut dalam draft perubahan RPJMD kali ini. Penjelasan mengenai pemenuhan target OKE OCE pun tidak ditemukan.
Sebagai gantinya, Kompas.com menemukan istilah baru yakni “pengembangan Kewirausahaan Terpadu” untuk melahirkan wirausahawan baru.
Tertulis target wirausahawan baru yang lahir dari program tersebut sebanyak 278.971 orang.
Realisasi program ini pun tetap memiliki cela, seperti yang diungkapkan Gembong. Menurut politisi PDI-P tersebut, hanya 1.046 orang saja yang sudah mendapatkan akses permodalan sejauh ini.
Di saat bersaman dengan pemangkasan target janji kampanye Anies, sejumlah program baru bermunculan.
Salah satunya adalah beasiswa pendidikan untuk anak tenaga kesehatan yang meninggal dunia dalam penanganan Covid-19.
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Jakarta Masih Berstatus Level 4
Program beasiswa tersebut berlaku bagi anak usia didik mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan Perguruan Tinggi Strata Satu.
Selain itu, ada pula program “Sekolah Kolaborasi”, di mana Pemprov bekerja sama dengan sekolah swasta untuk memastikan penyediaan layanan pendidikan berkualitas bagi warga DKI.
Dalam pelaksanaannya, sekolah kolaborasi terbagi menjadi 2 model.
Sekolah kolaborasi model satu merupakan kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta. Sedangkan model dua merupakan kolaborasi antara sekolah swasta unggul dengan sekolah negeri dan sekolah swasta di sekitarnya.
Adapun bentuk kolaborasinya adalah sebagai berikut: