Sayangnya, dia tak kunjung mendapatkan kejelasan mengenai data dirinya yang terdaftar sebagai penerima vaksin dosis pertama.
Pihak klinik, kata Yuni, hanya merespons akan menindaklanjuti informasi tersebut dan menyampaikan perkembangannya.
"Di sana dia juga bilang mau ngecek, mau kroscek, nanti dihubungi lagi. Tapi ini sudah tiga hari enggak ada inisiatif untuk mencoba menghubungi," kata Yuni.
Yuni menduga NIK-nya dipakai oleh warga negara asing (WNA) untuk menjalani vaksinasi Covid-19 di klinik yang berada di wilayah Tangerang Selatan itu.
"Ini sepertinya data saya dipakai WNA. Karena kalau kita hubungi kliniknya seperti tahu ada masalah," ucap Yuni.
"Logikanya kalau salah input data, pasti klinik akan mengatakan kalau memang pihak dia salah input data," sambungnya.
Baca juga: WNA Vaksin Pakai NIK Warga Bekasi, Dukcapil Duga Petugas Salah Ketik
Kendati demikian, belum diketahui siapa yang menggunakan data diri Yuni untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama.
Yuni berharap bisa mendapat kejelasan dari pemerintah maupun pihak terkait, mengenai dugaan pencatutan data dirinya untuk menjalani vaksinasi Covid-19.
Pasalnya, kejadian ini membuat Yuni tidak dapat menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama yang hendak diikutinya di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Padahal saya mau niat vaksin itu di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, di rumah tinggal orangtua. Di sana ada biasanya. Tapi berhubung ada kejadian ini, sayanya mundur lagi," pungkas Yuni.
Kompas.com mencoba menghubungi Klinik DR.RANNY melalui sambungan telepon untuk mengonfirmasi kejadian yang dialami Yuni.
Namun, hingga berita ini disusun, pihak klinik belum bisa memberikan keterangan terkait data Yuni yang terdaftar sebagai penerima vaksin di tempatnya.
"Bapak, petugas vaksin belum datang. Nanti kalau bisa, (sudah datang) dihubungi lagi nanti ya," singkat petugas klinik.
Bukan kali pertama
Dugaan penggunaan identitas orang lain untuk menjalani vaksinasi Covid-19, bukan kali pertama terjadi.