Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80 Ton Oksigen Bantuan Singapura Dikirim dari Jakarta ke Surabaya

Kompas.com - 05/08/2021, 11:17 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 80 ton oksigen bantuan dari Singapura didistribusikan dari Jakarta ke Surabaya menggunakan angkutan kereta api, Kamis (5/8/2021).

Pengangkutan oksigen tersebut menggunakan empat gerbong ISO Tank yang masing-masing berisi 20 ton oksigen untuk selanjutnya diberangkatkan dari Stasiun Tanjung Priok menuju Stasiun Kalimas Surabaya.

Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengakui adanya peningkatan kebutuhan oksigen dalam beberapa waktu terakhir, seiring lonjakan kasus Covid-19.

Baca juga: Menkes Sebut Kebutuhan Oksigen Meningkat 2.000 Ton per Hari Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

Menurut dia, sebelum pandemi, untuk daerah Jawa-Bali dibutuhkan oksigen sebanyak 400 ton sehari. Namun pada saat pandemi, khususnya setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19, kebutuhan oksigen meningkat 4-5 kali lipat.

Meski stok oksigen nasional tercukupi tetapi masalah distribusi menjadi tantangan tersendiri.

"Dalam evaluasi yang kami lakukan, tidak mudah dalam mendistribusikan dan pengadaan oksigen ke seluruh rumah sakit," kata Dante saat pelepasan pengiriman tabung oksigen, seperti dikutip dari siaran pers resmi PT KAI Daop 1 Jakarta.

Dante berterimakasih kepada PT KAI yang telah bersedia mengangkut 80 ton tabung oksigen ini secara gratis.

"Mungkin jika diantar dengan transportasi bus akan memakan waktu 24-36 jam, tapi dengan kereta api bisa memotong waktu. Kereta api ini nanti akan tiba pukul 18.00 WIB di Surabaya," ucap Dante.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo berharap layanan pengiriman oksigen gratis itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar semakin banyak masyarakat yang membutuhkan oksigen untuk pengobatan Covid-19 tertangani.

Didiek memastikan, PT KAI Daop 1 Jakarta telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan proses pengangkutan 80 ton oksigen yang berangkat dari Jakarta berjalan lancar.

Ia menyatakan bahwa PT KAI merasa bangga karena dipercaya dan dilibatkan oleh Pemerintah dalam pendistribusian ini.

"Secara tidak langsung, kami optimis bahwa Pemerintah memberikan dukungan penuh dalam mendorong kereta api menjadi moda transportasi logistik yang unggul dan dapat diandalkan," ujar Didiek.

KAI juga telah mendistribusikan 128 ton oksigen yang merupakan bantuan dari pihak swasta pada bulan lalu.

Ia memastikan, angkutan barang menggunakan Kereta Api memiliki keunggulan waktu pengiriman yang terjadwal, tepat waktu, lebih ramah lingkungan, serta aman. PT KAI juga sudah mendapatkan izin khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengangkut B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com