Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Pedagang Bunga, Sulit Ucap Syukur Melonjaknya Pesanan Karangan Dukacita

Kompas.com - 06/08/2021, 17:17 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir, seakan menjadi mimpi buruk. Banyak orang terenggut nyawanya oleh wabah virus corona yang menggila.

Kabar duka berdatangan tanpa henti dari keluarga hingga kerabat. Bergantian, dengan balasan ucapan bela sungkawa lewat kiriman karangan bunga kepada pihak-pihak yang ditinggalkan.

Ferry Hidayat (51), seorang pedagang bunga di kawasan Bintaro Jaya Florist, Pondok Aren Tangerang Selatan, tengah sibuk dengan papan karangan bunga setengah jadi di depan lapaknya.

Papan-papan itu disusun bertumpuk. Satu di antaranya terlihat bertuliskan "Turut Berduka Cita" yang diukir dari styrofoam berwarna kuning.

"Iya ini lagi bikin (pesanan) tadi. Kapan nih mau merapat. Mampir sini," ujarnya Ferry saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Anies: Sertifikat Vaksin Tak Boleh Jadi Syarat Ambil Bansos

Seiring dengan meningkatnya kasus kematian akibat Covid-19, pesanan karangan bunga ucapan duka di lapak-lapak pedagang bunga kawasan Bintaro Jaya Florist juga melonjak.

Tak terkecuali ke lapak dagangan bunga milik Ferry. Pernah dalam sehari dirinya mendapat pesanan hingga 10 papan ucapan dukacita dengan nama-nama berbeda.

Ironi menghinggapi perasaan Ferry. Di satu sisi usahanya cukup laris hingga kewalahan melayani pelanggan.

Namun, di sisi lain ada perasaan sedih dan prihatin dengan banyaknya kasus kematian akibat Covid-19 akhir-akhir ini.

"Semakin banyak pemesanan, namanya berganti-ganti, itu semakin miris kami. Ya ampun, ya Allah, kenapa sih yang meninggal ini bertubi-tubi. Ini yang bikin miris," kata Ferry.

Lonjakan saat PPKM Level 4

Pedagang Bunga, Ferry Hidayat (51), sedang merangkai papan karangan bunga ucapan duka cita di Pondok Aren, Tangerang Selatan.Dokumentasi Pribadi Pedagang Bunga, Ferry Hidayat (51), sedang merangkai papan karangan bunga ucapan duka cita di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Usaha karangan bunga milik Ferry yang sebelumnya sepi, mulai kembali menggeliat tatkala PPKM level 4 diberlakukan.

Pesanan papan karangan bunga yang sebelumnya hanya satu hingga dua unit, meningkat secara bertahap sampai menyentuh angka 10 unit per hari.

"Awal-awal itu pokoknya drastis lah turun hampir 80-90 persen, karena apa? Tidak ada wedding, tidak ada acara seremonial. Sekarang untuk dukacita yang meninggal sangat meningkat, apalagi pada saat PPKM berjalan. Itu sangat deras," ungkap Ferry.

Baca juga: Saya Sudah Negatif Covid-19, Saat Rontgen, Paru-paru Telah Dipenuhi Kabut dan Bercak

Saking banyaknya, Ferry mengaku sempat kewalahan hingga menolak pesanan para pelanggan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com