Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapis Bekam Ditemukan Tewas, Keluarga Berharap Polisi Usut Tuntas

Kompas.com - 08/08/2021, 21:05 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga berharap polisi mengusut tuntas kasus tewasnya terapis bekam berinisial RS (33).  Jenazah perempuan itu ditemukan di kolong Tol Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jumat (6/8/2021).

"Mudah-mudahan segera terungkap (kasusnya), jangan terkatung-katung. Jangan sampai mengambanglah kasusnya," kata ayah RS, Sumaryanto, saat ditemui wartawan di rumahnya, Minggu (8/8/2021).

Baca juga: Terapis Bekam Ditemukan Tewas, Terkubur Setengah Badan di Kolong Tol Jatikarya

Menurut Sumaryanto, RS terakhir kali pamit untuk bekerja pada Rabu (4/8/2021) siang, sebelum ditemukan tewas.

"Terakhir almarhumah itu pamitnya kerja. Saliman (salaman) sama saya, saya pesan agar hati-hati, pulangnya jangan malam-malam," kata Sumaryanto.

Sumaryanto mengatakan, RS terkadang pulang malam atau bahkan tidak pulang. Saat memilih tidak pulang, RS mengabari pihak keluarga.

"Biasanya tidak pulang, terus telepon. Kan jelas, orangtua enggak nungguin," tutur Sumaryanto.

Namun, pada Rabu malam lalu, tidak ada pesan yang diterima keluarga dari RS.

"(Kamis) paginya, saya hubungi, kok enggak dijawab. Pesan WhatsApp centang satu terus. Berarti kan enggak dibaca," ujar Sumaryanto.

Baca juga: Ada Tanda-tanda Kekerasan di Tubuh Terapis Bekam yang Ditemukan Tewas di Kolong Tol Jatikarya

Kemudian, pada Jumat pukul 11.00 WIB, RS ditemukan tewas di kolong Tol Jatikarya.

"Sorenya itu ada polisi mengecek ke rumah," kata Sumaryanto.

Pihak kepolisian menanyakan ciri-ciri korban kepada pihak keluarga dan seluruhnya cocok. Adapun jasad RS ditemukan warga yang sedang bekerja mencari rumput di sekitar lokasi.

"Mayat itu terkubur gundukan tanah setengah badan. Jadi tidak digali, karena ada gundukan tanah dia jadi cuma ditumpuk doang pakai tanah," kata Kapolsek Jatisampurna Polres Metro Bekasi Kota, Iptu Santri Dirga, Sabtu (7/8/2021).

Di tempat kejadian perkara polisi menemukan barang bukti berupa pakaian, jilbab, cadar, sepatu, kacamata, dan cincin.

Hasil autopsi menunjukkan ada tanda-tanda kekerasan di wajah korban.

Menurut Dirga, korban meninggal karena mati lemas atau kekurangan oksigen yang bisa terjadi karena tenggelam atau tercekik.

"Hasil autopsi menyimpulkan bahwa korban meninggal karena mati lemas," kata Dirga.

Baca juga: Dua Hari Sebelum Ditemukan Tewas, Terapis Bekam RS Berpamitan ke Ayahnya

"Ada tanda-tanda kekerasan pada wajah terutama di dahi dan bibir. Selain itu tidak ada tanda kekerasan lainnya," lanjut Dirga.

Saat ini, polisi masih melanjutkan proses penyelidikan. Belum diketahui apakah RS tewas dibunuh atau menjadi jadi korban begal.

"Masih belum bisa disimpulkan. Karena alat buktinya masih minim," kata Dirga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com