Kritik juga datang dari Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak.
Dia menyebutkan, jika Anies memaksa Formula E terselenggara, Anies layak disebut sedang menari di atas penderitaan warga Jakarta yang terdampak pandemi.
"Formula E kalau dipaksakan, gubernur (Anies) menari di atas penderitaan masyarakat," kata Johnny, Senin.
Baca juga: Anies Ngotot Formula E Terselenggara di Sisa Masa Jabatan, Pengamat: Panggung Menuju 2024
Politikus PDI-P ini mengatakan, banyak warga Jakarta yang kini berjuang melawan ketidakpastian iklim ekonomi akibat pandemi.
Selayaknya Pemprov DKI mengalihkan ego balap mobil tersebut pada program yang bersifat bantuan sosial untuk meringankan beban masyarakat.
"Dana (penyelenggaraan Formula E yang sudah disetor) Rp 1,6 triliun itu kita refocusing saja, kita alihkan dia ke penanganan Covid-19, khususnya bansos," ucap Johnny.
Pengamat Politik Yunarto Wijaya menilai, Anies ngotot menyelenggarakan ajang balap Formula E tak lain sebagai panggung untuk melenggang ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Dari kacamata pertama ini bagian dari politik panggung besar Anies menuju 2024," kata dia.
Selain itu, Yunarto melihat, tidak ada pilihan mundur bagi Anies karena sudah menyetorkan sejumlah uang untuk penyelenggaraan Formula e ini.
Baca juga: Target Anies Formula E Digelar Juni 2022: Letak Sirkuit Belum Jelas, Studi Kelayakan Belum Final
Jika tidak terlaksana, ada kemungkinan uang yang sudah disetor akan menjadi problem hukum untuk Anies ke depannya.
"Karena sudah ada commitment fee yang keluar, kalau tidak jadi acaranya itu bisa dianggap bermasalah dalam konteks laporan keuangan dan secara hukum," tutur Yunarto.
Itulah sebabnya Anies mengambil langkah maju terus meski perhitungan untung rugi penyelenggaraan masih tak jelas hingga saat ini.
"Maju kena mundur kena, tapi dia (Anies) lihat sekalian saja digunakan sebagai panggung besar," ucap Yunarto.
Terhitung 11 bulan dari target yang diminta Anies, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) masih belum menentukan letak sirkuit pengganti balap Formula E yang batal diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas).
Project Director Sportainment PT Jakarta Propertindo M Maulana mengatakan, letak sirkuit yang sebelumnya berada di Monas dipastikan batal dan masih dicari tempat untuk ajang balap mobil listrik itu.