Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngototnya Anies Gelar Formula E di Sisa Masa Jabatan, Dianggap Cari Panggung Menuju 2024

Kompas.com - 10/08/2021, 08:18 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan instruksi yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali pada 4 Agustus 2021.

Dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 49 Tahun 2021 itu, Anies memberikan daftar isu prioritas yang harus dituntaskan pada 2022, yaitu tahun terakhir Anies menjabat sebagai gubernur.

Baca juga: Anies Terbitkan Instruksi, Formula E Jakarta Harus Terselenggara Juni 2022

Program prioritas yang menjadi sorotan adalah isu nomor dua dalam daftar, setelah isu revisi rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022.

Isu tersebut adalah rencana penyelenggaraan Formula E pada Juni 2022.

"Isu: Formula E. Target keluaran: terselenggara lomba Formula E. Target waktu: Juni 2022," tulis Anies.

Anies meminta agar isu prioritas yang dia berikan dalam lampiran bisa segera dikerjakan oleh jajaran Pemprov DKI Jakarta.

"Memastikan tercapainya penyesuaian isu prioritas daerah tahun 2021-2022," kata Anies.

Dia juga meminta Sekda DKI memberdayakan seluruh perangkat daerah untuk melanggengkan ajang balap mobil listrik itu.

Jadi tanda tanya besar

Instruksi yang memberikan fokus pada ajang Formula E ini sontak menjadi sorotan anggota parlemen di Kebon Sirih.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, tingkah Anies yang membuat Formula E sebagai isu prioritas mengundang tanda tanya besar.

Pasalnya, DKI Jakarta saat ini sedang kekurangan anggaran karena pendapatan yang tersendat pertumbuhan ekonomi.

"Kemarin desak (pemerintah) pusat untuk mengeluarkan DBH (dana bagi hasil) karena kesulitan (keuangan), lalu memprioritaskan untuk hal-hal yang sekunder, hura-hura, membuat tanda tanya besar ada apa sebenarnya dengan Formula E," kata Gilbert, Senin (9/8/2021).

Baca juga: Anies Jadikan Formula E Jakarta sebagai Salah Satu Program Prioritas Tahun 2022

Anggota Komisi B DPRD DKI ini juga menyebutkan, ajang Formula E sudah dipastikan rugi dan waktu persiapan tidak cukup hanya 11 bulan dari sekarang.

Bahkan, saat ini Pemprov DKI Jakarta tidak mempublikasikan studi kelayakan ajang balap mobil listrik yang diminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2019.

"Sekarang (keuangan DKI) terseok-seok, masak iya nanti kalau ada uang di tahun 2022 bukan untuk UMKM yang sebenarnya diperlukan rakyat," kata Gilbert.

Bak menari di atas penderitaan orang lain

Kritik juga datang dari Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak.

Dia menyebutkan, jika Anies memaksa Formula E terselenggara, Anies layak disebut sedang menari di atas penderitaan warga Jakarta yang terdampak pandemi.

"Formula E kalau dipaksakan, gubernur (Anies) menari di atas penderitaan masyarakat," kata Johnny, Senin.

Baca juga: Anies Ngotot Formula E Terselenggara di Sisa Masa Jabatan, Pengamat: Panggung Menuju 2024

Politikus PDI-P ini mengatakan, banyak warga Jakarta yang kini berjuang melawan ketidakpastian iklim ekonomi akibat pandemi.

Selayaknya Pemprov DKI mengalihkan ego balap mobil tersebut pada program yang bersifat bantuan sosial untuk meringankan beban masyarakat.

"Dana (penyelenggaraan Formula E yang sudah disetor) Rp 1,6 triliun itu kita refocusing saja, kita alihkan dia ke penanganan Covid-19, khususnya bansos," ucap Johnny.

Panggung besar Anies menuju Pemilihan Presiden 2024

Suasana balap Formula E yang berlangsung di Roma, Italia.Motorsport.com Suasana balap Formula E yang berlangsung di Roma, Italia.
Pengamat Politik Yunarto Wijaya menilai, Anies ngotot menyelenggarakan ajang balap Formula E tak lain sebagai panggung untuk melenggang ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Dari kacamata pertama ini bagian dari politik panggung besar Anies menuju 2024," kata dia.

Selain itu, Yunarto melihat, tidak ada pilihan mundur bagi Anies karena sudah menyetorkan sejumlah uang untuk penyelenggaraan Formula e ini.

Baca juga: Target Anies Formula E Digelar Juni 2022: Letak Sirkuit Belum Jelas, Studi Kelayakan Belum Final

Jika tidak terlaksana, ada kemungkinan uang yang sudah disetor akan menjadi problem hukum untuk Anies ke depannya.

"Karena sudah ada commitment fee yang keluar, kalau tidak jadi acaranya itu bisa dianggap bermasalah dalam konteks laporan keuangan dan secara hukum," tutur Yunarto.

Itulah sebabnya Anies mengambil langkah maju terus meski perhitungan untung rugi penyelenggaraan masih tak jelas hingga saat ini.

"Maju kena mundur kena, tapi dia (Anies) lihat sekalian saja digunakan sebagai panggung besar," ucap Yunarto.

Letak sirkuit belum jelas, studi kelayakan belum final

Terhitung 11 bulan dari target yang diminta Anies, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) masih belum menentukan letak sirkuit pengganti balap Formula E yang batal diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas).

Project Director Sportainment PT Jakarta Propertindo M Maulana mengatakan, letak sirkuit yang sebelumnya berada di Monas dipastikan batal dan masih dicari tempat untuk ajang balap mobil listrik itu.

"Letak sirkuit juga masih berkoordinasi dengan berbagai pihak," kata Maulana saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin.

Baca juga: Formula E Jadi Program Prioritas Anies 2022, F-PSI: Jangan Hamburkan Uang Rakyat

Maulana menyebutkan, lokasi sirkuit Formula E masih dipertimbangkan berdasarkan potensi yang bisa menunjukan city branding dan ikon-ikon kota Jakarta.

"Itu artinya, Jakarta nanti akan jadi sorotan dunia dan akan dilihat oleh seluruh dunia," ujar dia.

Maulana juga menjelaskan, studi kelayakan yang diminta BPK juga belum siap.

Padahal, BPK sudah meminta Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan studi kelayakan ulang karena tidak memasukan biaya commitment fee dalam perhitungan keuntungan penyelenggara sejak 2020.

BPK juga meminta Pemprov DKI mengevaluasi hasil studi secara andal untuk menyesuaikan dengan kondisi terbaru dampak dari Covid-19.

"Studi kelayakan masih on process," kata Maulana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com