"Jadi dalam kasus ini perlu penyelidikan dan pengembangan yang mendalam dan komprehensif. Kita tidak bisa menduga-duga, termasuk juga memeriksa pasien, pembuat, dan penyebar videonya. Bahkan bisa saja uji laboratorium memastikan apakah vaksin sudah atau belum disuntikkan ke tubuh pasien," sambungnya.
Kurang dari 24 jam, Kepolisian mulai mengungkap hasil penyelidikan terkait kasus dugaan penyuntikan vaksin kosong itu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pelaku kasus dugaan penyuntikan vaksin kosong itu adalah relawan vaksinator berinisial EO.
"Saudari EO ini adalah seorang perawat yang memang diminta tolong, karena memang kami terus terang untuk melakukan vaksinasi massal ini membutuhkan relawan-relawan sebagai vaksinator," kata Yusri dalam rekaman yang diterima Kompas.com, Selasa (10/8/2021).
Baca juga: Pelaku Suntik Vaksin Kosong Minta Maaf, Mengaku Sudah Suntik 599 Orang Sehari
"Iya dia perawat. Bahkan dalam kegiatan kegiatan vaksinasi massal ibu ini juga terlibat dan diminta bantuan untuk vaksinasi," sambungnya.
Lebih lanjut, Yusri menjelaskan bahwa penyuntikan vaksin kosong itu terjadi di salah satu sekolah di daerah Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Peristiwa itu bermula ketika BLP melakukan vaksinasi. Saat itu, ibu dari BLP merekam anaknya yang sedang disuntik vaksin. Namun dalam video nampak suntikan tersebut kosong.
Setelah dicek, memang benar suntikan tersebut kosong dan dilakukan vaksinasi kembali terhadap BLP.
Berdasarkan hasil penyelidikan, penyuntikan vaksin kosong itu disebabkan kelalaian EO.
"Tentang adanya kelalaian, kesalahan yang dilakukan salah satu tenaga kesehatan pada saat melakukan vaksinasi di daerah Pluit, di salah satu sekolah Kristen di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, sekitar tanggal 6 Agustus lalu dan sempat viral," ujar Yusri.
Tenaga kesehatan berinisial EO kemudian meminta maaf atas kelalaiannya saat melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 kosong.
Baca juga: Polisi Sebut Kasus Suntik Vaksin Covid-19 Kosong Disebabkan Kelalaian Vaksinator