Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Tanggul Bukan Solusi Permanen Cegah Jakarta Tenggelam

Kompas.com - 11/08/2021, 07:24 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa tanggul untuk menahan air laut bukanlah solusi permanen atas kemungkinan Jakarta tenggelam, seperti yang disinggung Joe Biden (Presiden AS) dalam pidatonya.

Menurut Anies, yang harusnya tidak boleh dilupakan adalah pengendalian eksploitasi air tanah yang dapat memperlambat penurunan muka tanah.

"Jakarta tenggelam tidak hanya dikarenakan naiknya permukaan air laut, seperti yang diperbincangkan oleh Joe Biden, tapi juga penurunan muka tanah yang salah satu sebabnya eksploitasi air tanah. Ada studi dilakukan menunjukkan penurunan tanah terjadi di hampir seluruh wilayah di Jakarta. Jadi Jakarta ini dua, air laut naik dan permukaan tanah turun," tutur Anies dalam rekaman webinar Ikatan Institut Teknologi Bandung yang dipantau di Jakarta, Selasa (10/8/2021), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Jakarta Terancam Tenggelam, Anies: Joe Biden Sedang Taubat Paradigmatik

Anies menjelaskan, sejumlah upaya terus dilakukan Pemprov DKI untuk menekan penggunaan air tanah di Ibu Kota.

Ia menyebut upaya itu, antara lain, dengan menindak pelanggaran yang dilakukan gedung-gedung karena penggunaan air tanah berlebih dan tidak melakukan penyaluran air pipa lewat PAM Jaya.

Ia mengaku telah melakukan inspeksi di kawasan sepanjang Sudirman-Thamrin. Hasilnya, ditemukan banyak gedung yang kurang menaati aturan terkait penggunaan air ini.

"Kalau ada yang secara ilmiah kebijakan Jakarta harus ada yang diperbaiki, yuk (ayo) kita perbaiki sama-sama. Yang penting prioritas tadi tidak kelewat. People, planet, keadilan, dan kelestarian," ucap Anies.

Adapun terkait pidato Joe Biden tentang Jakarta tenggelam, menurut Anies, merupakan bentuk ucapan pertobatan paradigmatik Amerika Serikat.

Menurut Anies, Biden sedang mencoba memperbaiki kebijakan-kebijakan yang dibuat presiden sebelumnya, yaitu Donald Trump yang berseberangan dengan kelestarian ekologi.

"Biden sedang mengajak Amerika untuk melakukan pertobatan paradigmatik. Karena kita tahu Amerika beberapa tahun sebelumnya berseberangan sekali (dengan kebijakan ekologis)," kata Anies.

Baca juga: Sebelum Prediksi Joe Biden, 40 Persen Wilayah DKI Sudah di Bawah Permukaan Laut


Anies mengatakan, pidato Joe Biden harus dimaknai secara luas. Biden tidak hanya menyebut Jakarta tenggelam sebagai contoh akibat kebijakan ekonomi yang tak sejalan dengan ekologi.

"Kalau kita boleh memaknai ini sebagai pesan yang sangat jelas dari Presiden Amerika bahwa sedang mencoba mengubah paradigma ekonomi. Dugaan kami bukan hanya untuk di luar, dia sedang bicara pada domestik audiensnya," ucap Anies.

Menurut Anies, cara Donald Trump menumbuhkan ekonomi Amerika Serikat sangat jelas bertentangan dengan kelestarian lingkungan.

Saat pemerintahan Trump, kata Anies, Amerika Serikat keluar dari Paris Climate Agreement dan membatalkan impor tanaman yang bisa memangkas emisi gas rumah kaca.

"Jadi pidato ini bukan sekadar pidato internasional, tapi juga bagian dari istilah kami pertobatan paradigmatik Amerika," kata Anies.

Baca juga: Joe Biden Sebut Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi, Ini Kata Ahli Hidrologi

Selain itu, Anies menyebut pidato Joe Biden sebagai pesan tersirat kepada seluruh dunia bahwa perubahan iklim yang membuat permukaan air laut naik adalah tantangan bersama.

Tidak hanya menenggelamkan Jakarta dan wilayah pantai utara Jawa, tetapi juga menyebabkan banyak konflik seperti perebutan kutub utara dari dua negara besar, yaitu China dan Rusia.

"Jadi ini ditunjukkan bahwa ancamannya global di berbagai wilayah, termasuk Pulau Jawa ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com