Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Jenderal Sudirman, Dibangun Pakai Uang Urunan hingga Kontroversi Tangan Menghormat

Kompas.com - 13/08/2021, 09:39 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Beliau pematung yang cukup teliti, handal, dan terkenal," kata Ganang.

Patung Jenderal Sudirman akhirnya selesai dibangun dan diresmikan pada 16 Agustus 2003.

Kontroversi desain menghormat

Desain patung Jenderal Sudirman dirancang oleh keluarga bersama para donatur dan Pemprov DKI.

Saat itu muncul tiga opsi desain, yakni saat Jenderal Sudirman menunggang kuda, menggunakan baju militer, dan menggunakan jubah gerilya.

"Akhirnya kami sepakati karena Jenderal Sudirman lebih terkenal dengan kesahajaannya, kami pakai jubah gerilya," kata Ganang.

Dalam desain yang akhirnya dipakai, tangan kanan Jenderal Sudirman dibuat menghormat, sedangkan tangan kirinya memegang tongkat komando.

Ganang mengakui desain tangan kanan yang menghormat itu menuai kontroversi.

Baca juga: Soeharto dan Falsafah Mahabarata di Patung Arjuna Wijaya Jakarta Pusat

Salah satu kritik cukup keras saat itu datang dari Pangkostrad Letjen TNI Hadi Waluyo. Hadi menegur langsung Ganang agar mengubah desain tangan menghormat itu.

"Pangkostrad ketika itu Pak Hadi Waluyo mengatakan, 'Jenderal Sudirman itu bukan hanya kakek Anda, bukan hanya ikon keluarga Anda, tapi ikon kami. Beliau tak pantas hormat pada siapa pun juga'," ujar Ganang.

Ganang kemudian memberi penjelasan bahwa posisi menghormat itu adalah tanda bahwa Jenderal Sudirman menghormati rakyatnya sebagai pemberi amanah.

Meskipun Jenderal Sudirman dalam karier militernya telah berhasil mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tetapi amanah yang diberikan rakyat itu dianggap belum tuntas.

Baca juga: Mengenal Patung MH Thamrin, Monumen Pahlawan Kemerdekaan Asli Tanah Betawi

Sebab, Jenderal Sudirman harus wafat pada usia muda. Ia wafat akibat penyakit tuberkulosis hanya berselang dua tahun setelah dilantik Presiden Soekarno sebagai Panglima Besar TNI.

"Filosofinya hormat itu beliau menghormati kepada pemberi amanah. Itu tangannya tak akan diturunkan kecuali amanahnya sudah tidak ada di pundaknya. Kebetulan beliau meninggal di usia 34 tahun, 29 Januari 1950, beliau amanahnya masih ada di pundaknya," kata Ganang.

Hal itu pula yang kerap ditekankan oleh istri Jenderal Sudirman, Alfiah.

"Nenek saya selalu mengatakan, 'Jenderal Sudirman ini memegang atau menerima amanah sebagai panglima. Amanah itu harus dipertanggungjawabkan kepada rakyatnya. Amanah itu dikembalikan kepada rakyat'," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com