Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pamulang Keluhan Kenaikan Tagihan PAM Dua Kali Lipat

Kompas.com - 13/08/2021, 17:32 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga di kawasan Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan mengeluhkan tagihan bulanan air dari PAM yang mengalami lonjakan hingga dua kali lipat sejak Juli 2021

Warga sekaligus konsumen PAM, Kiki (36) mengatakan, biaya bulanan pada bulan-bulan sebelumnya berkisar Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per bulan.

Namun, pada Juli 2021, biaya tagihan yang dikenakan pada para konsumen naik dua kali lipat menjadi Rp 200.000 per bulan.

"Gini, bulan lalu, biaya PAM Juli, Rp 200.000 sekian, padahal bulan sebelumnya paling tinggi Rp 100.000," kata Kiki seperti dilansir dari Tribun Jakarta, Jumat (13/8/2021).

Baca juga: Emosi Dokter Hamil yang Tak Dinikahi Berujung Tewasnya Pacar dan Kedua Orangtua

Kiki yang merasa keberatan dengan kenaikan tagihan itu mencoba menghubungi call center PT Perusahaan Investasi Tangerang Selatan (PITS) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang membawahi pengelolaan PAM di wilayahnya.

Namun, Kiki mengaku tidak dapat berkomunikasi dengan pihak pengelola PAM.

"Bulan lalu saya menelepon call center-nya enggak nyambung, atau enggak ada yang angkat gitu. Di Instagram juga banyak keluhannya, kirain saya doang," ungkap Kiki.

Kiki mengatakan bahwa dia juga mendengar keluhan yang sama dari tetangga sekitarnya terkait tagihan bulanan PAM.

Bahkan, lanjut Kiki, terdapat salah satu tetangganya yang diminta tagihan senilai Rp 200.000, meski tidak pernah membuka keran air PAM di kediamannya.

"Di grup ibu-ibu (lingkungan), juga ada yang share. Dia lebih aneh, enggak pernah pakai PAM, terus dapat tagihan sekitar Rp 200.000-an. Ya mulai Juli lah," ucap Kiki.

Warga mendatangi langsung gedung PAM dan mendapat informasi bahwa kenaikan tagihan bulanan per Juli 2021, disebabkan oleh adanya tagihan biaya pemasangan.

Baca juga: Tak Terima Kena Ganjil Genap, Anggota F-PSI Viani Limardi: Saya yang Buat Aturan

Para konsumen, kata Kiki, dibebankan biaya pemasangan PAM yang dicicil selama dua tahun.

Padahal, pada saat pendaftaraan pihak perusahaan menyampaikan biaya pemasangan digratiskan.

"Ternyata itu ada pembayaran yang bagian dari cicilan pemasangan. Dulu orang PAM-nya ngomong bayar cicilannya gratis, lagi promo. Hanya bayar Rp 500.000, administrasi atau apa gitu, pakai KTP, KK, ukuran rumah dan lain-lain," paparnya.

Secara terpisah, Kepala Divisi PAM PT Tirta Tangsel Mandiri, Agus Supadmo menjelaskan, kenaikan tagihan itu diduga akibat kesalahan saat pemindahan data dalam sistem pembayaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Maling Motor di Tanah Abang Ditangkap Warga, Sempat Sembunyi di Kandang Ayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com