TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Warga di kawasan Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan mengeluhkan tagihan bulanan air dari PAM yang mengalami lonjakan hingga dua kali lipat sejak Juli 2021
Warga sekaligus konsumen PAM, Kiki (36) mengatakan, biaya bulanan pada bulan-bulan sebelumnya berkisar Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per bulan.
Namun, pada Juli 2021, biaya tagihan yang dikenakan pada para konsumen naik dua kali lipat menjadi Rp 200.000 per bulan.
"Gini, bulan lalu, biaya PAM Juli, Rp 200.000 sekian, padahal bulan sebelumnya paling tinggi Rp 100.000," kata Kiki seperti dilansir dari Tribun Jakarta, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Emosi Dokter Hamil yang Tak Dinikahi Berujung Tewasnya Pacar dan Kedua Orangtua
Kiki yang merasa keberatan dengan kenaikan tagihan itu mencoba menghubungi call center PT Perusahaan Investasi Tangerang Selatan (PITS) sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang membawahi pengelolaan PAM di wilayahnya.
Namun, Kiki mengaku tidak dapat berkomunikasi dengan pihak pengelola PAM.
"Bulan lalu saya menelepon call center-nya enggak nyambung, atau enggak ada yang angkat gitu. Di Instagram juga banyak keluhannya, kirain saya doang," ungkap Kiki.
Kiki mengatakan bahwa dia juga mendengar keluhan yang sama dari tetangga sekitarnya terkait tagihan bulanan PAM.
Bahkan, lanjut Kiki, terdapat salah satu tetangganya yang diminta tagihan senilai Rp 200.000, meski tidak pernah membuka keran air PAM di kediamannya.
"Di grup ibu-ibu (lingkungan), juga ada yang share. Dia lebih aneh, enggak pernah pakai PAM, terus dapat tagihan sekitar Rp 200.000-an. Ya mulai Juli lah," ucap Kiki.
Warga mendatangi langsung gedung PAM dan mendapat informasi bahwa kenaikan tagihan bulanan per Juli 2021, disebabkan oleh adanya tagihan biaya pemasangan.
Baca juga: Tak Terima Kena Ganjil Genap, Anggota F-PSI Viani Limardi: Saya yang Buat Aturan
Para konsumen, kata Kiki, dibebankan biaya pemasangan PAM yang dicicil selama dua tahun.
Padahal, pada saat pendaftaraan pihak perusahaan menyampaikan biaya pemasangan digratiskan.
"Ternyata itu ada pembayaran yang bagian dari cicilan pemasangan. Dulu orang PAM-nya ngomong bayar cicilannya gratis, lagi promo. Hanya bayar Rp 500.000, administrasi atau apa gitu, pakai KTP, KK, ukuran rumah dan lain-lain," paparnya.
Secara terpisah, Kepala Divisi PAM PT Tirta Tangsel Mandiri, Agus Supadmo menjelaskan, kenaikan tagihan itu diduga akibat kesalahan saat pemindahan data dalam sistem pembayaran.
Pasalnya, pihak perusahaan sedang melakukan migrasi sistem pembayaran seiring terjadinya pergantian vendor.
"Kami lagi ada program pemindahan billing system. Takutnya ada salah di program gitu kan. Makanya nanti saya cek dulu," ujar Agus.
"Saya ganti ke vendor yang baru. Kemarin ada pemindahan data takutnya ada masalah di situ. Memang ada beberapa yang bermasalah nanti saya cek aja," sambungnya.
Agus berharap migrasi sistem perusahaan segera selesai dan tidak ada kerugian yang dialami para pelanggan.
"Intinya kan kita enggak mau ngerugiin pelanggan. Udah dari beberapa bulan ini lagi proses. Lagi perbaikan data semua. Nih barusan ada yang enggak terdaftar," pungkasnya. (Jaisy Rahman Tohir)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Sejumlah Warga Pamulang Keluhkan Tagihan PAM Melonjak 2 Kali Lipat."