Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangerang Masih PPKM Level 4, Wali Kota: Karena Kurang Testing Covid-19

Kompas.com - 13/08/2021, 21:29 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengakui, penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayahnya masih berada di level 4 karena target testing yang belum dapat dipenuhi.

Sebagaimana diketahui, Pemkot Tangerang menerapkan PPKM level 4 sejak 11-16 Agustus 2021.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan, Pemerintah Pusat membebankan Pemkot Tangerang untuk melakukan testing kepada sekitar 4.800 orang per hari.

Namun, hingga saat ini, pihaknya masih belum dapat memenuhi target tersebut.

"Kalau kenapa kita masih di level 4, kita kurang di-testing," papar dia melalui sambungan telepon, Jumat (13/8/2021).

Baca juga: BOR RS Rujukan di Kota Tangerang 30,82 Persen, Keterisian ICU Masih 51,25 Persen

Menurut Arief, pihaknya masih belum bisa memenuhi target itu lantaran menemui hambatan saat memasukkan data hasil testing ke situs Si Lacak.

Hambatan yang ditemui, yaitu pihak Pemkot kerap menemui lagging (lemot) saat mengakses situs Si Lacak.

"Jadi, servernya (Si Lacak) lemot lah. Jadi temen-temen harus nginput sampai malem," urai Arief.

Terlepas dari hal itu, dia menyatakan, pihaknya terus menggencarkan testing di Kota Tangerang agar level PPKM yang diterapkan di Pemkot Tangerang dapat menurun.

Dia turut mengakui, hingga Jumat sekitar pukul 18.30 WIB, pihaknya telah melakukan testing terhadap 455 orang.

Baca juga: Tambah 61 Kasus Covid-19 di Kota Tangerang, 174 Pasien Sembuh

Jumlah tersebut merupakan testing yang dilakukan pihak RS dan belum ditambahkan dengan jumlah testing yang dilakukan pihak puskesmas.

"Ini di data kita baru 455 nih, ini yang puskesmas belum pada nge-input, itu baru data testing dari RS," tuturnya.

Dia menambahkan, target testing yang tak dapat dipenuhi menjadi satu-satunya alasan Pemkot masih menerapkan PPKM level 4.

Indikator lain seperti jumlah kasus harian, jumlah kematian, hingga jumlah tingkat keterisian kasur (bed occupancy rate/BOR) di RS, telah jauh menurun saat ini.

"Kalau selain testing, jumlah kasus harian, kematian, BOR RS, ya itu udah menurun memang," urai politikus Demokrat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com