Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasihan terhadap Pedagang, Wali Kota Arief Ingin Mal di Tangerang Beroperasi Lagi

Kompas.com - 15/08/2021, 13:50 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tengah membahas soal operasional mal di kota tersebut bersama dengan pimpinan daerah se-Tangerang Raya.

Mal di Kota Tangerang diketahui masih belum diizinkan beroperasi selama perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 pada 11-16 Agustus 2021.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berujar, pembahasan itu dilakukan karena melihat mal di DKI Jakarta yang sudah diizinkan beroperasi.

Menurut Arief, mal tempat berjualan pedagang-pedagang padat karya seharusnya sudah diizinkan beroperasi untuk menjaga perputaran ekonomi di Kota Tangerang selaku salah satu kota penyangga Jakarta.

"Karena (mal) di Jakarta dibuka, apakah kita boleh? Karena kasihan juga mereka yang di pertokoan terutama. Itu kan padat karya juga," kata Arief melalui sambungan telepon, Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Ibu Hamil di Kota Tangerang Direncanakan Digelar 19 Agustus

"Kita memang mengambil kebijakan rem dan gas. Memang kebijakannya lagi kendur, harusnya sudah rata-rata sedikit ngegas supaya ekonomi terjaga," sambungnya.

Arief menyebutkan beberapa contoh skema yang dapat diterapkan jika mal di Kota Tangerang diizinkan beroperasi.

Skema itu di antaranya para pedagang diizinkan beroperasi dengan catatan hanya melayani pesanan daring atau para pedagang diizinkan beroperasi dengan maksimal pengunjung 20 persen di satu toko.

Baca juga: Pembukaan Mal di Jakarta Dikhawatirkan Picu Pergerakan Warga Jabodetabek pada Akhir Pekan

Meski demikian, Pemkot menghargai keputusan pemerintah pusat yang belum mengizinkan operasional mal di Kota Tangerang.

Arief menyatakan, pihaknya juga harus berhati-hati jika hendak membuka kembali operasional mal di Kota Tangerang.

Dia menghindari terjadinya lonjakan kasus Covid-19 saat mal mulai diizinkan beroperasi.

"Pak Menko Maritim (Luhut Panjaitan) penginnya pelan-pelan, karena banyak negara lain habis lockdwon dibuka, kasusnya banyak lagi. Kita enggak mau sehingga kita harus hati-hati," paparnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melandai, Beban RS dan Nakes Berkurang tapi Ingat Pandemi Belum Berakhir

Diberitakan sebelumnya, pembukaan kembali mal di DKI Jakarta dan tiga wilayah lainnya mengikuti pelonggaran dalam perpanjangan PPKM level 4 yang diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2021.

Dalam aturan itu, mal dibolehkan untuk buka dengan maksimal jumlah pengunjung 25 persen dari kapasitas normal. Jam operasional juga dibatasi hanya dari pukul 10.00-20.00 WIB.

Selain itu, pengunjung mal harus sudah divaksinasi dosis pertama yang dibuktikan dengan sertifikat vaksin di aplikasi Peduli Lindungi. Anak di bawah 12 tahun dan lansia di atas 70 tahun untuk sementara dilarang masuk mal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com