Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Pelaku Tawuran yang Sebabkan Satu Orang Tewas di Johar Baru

Kompas.com - 18/08/2021, 09:11 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polsek Johar Baru telah menangkap satu orang pelaku tawuran yang menyebabkan satu orang tewas di Johar Baru, Jakarta Pusat.

"Ada orang sudah kami amankan," kata Kapolsek Johar Baru Komisaris Polisi Edison saat dihubungi, Rabu (18/8/2021).

Edison memastikan, satu orang yang ditangkap itu ikut melakukan penyerangan terhadap Indramayu (51) hingga tewas dalam tawuran. Namun, selain pelaku yang sudah ditangkap itu, polisi mensinyalir masih ada pelaku lainnya.

"Kasus ini masih terus kami kembangkan," katanya.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Pelaku Tawuran yang Menewaskan Pengemudi Ojol di Johar Baru

Selain memeriksa satu terduga pelaku yang sudah ditangkap, polisi juga sejauh ini telah memeriksa tiga orang saksi, termasuk dari keluarga korban selaku pelapor. Namun, ia menyesalkan pihak keluarga terlambat dalam menyampaikan laporan.

"Mereka juga terlambat lapor ke kami, baru pagi berikan laporannya setelah korban sudah meninggal di rumah sakit," ujar Edison.

Selain itu, polisi juga telah mengecek hasil rekaman CCTV di lokasi tawuran. Dalam rekaman tersebut terlihat adegan peristiwa tawuran yang melibatkan warga.

"Kalau rekaman pembacokan tidak terlihat, yang ada di sana warga maju mundur dari kedua belah pihak," ujarnya.

Tawuran di Jembatan Kota Paris, Johar Baru itu terjadi pada Senin (16/8/2021) dini hari melibatkan dua kelompok warga.

Baca juga: Seorang Warga Johar Baru Tewas akibat Tawuran, Ini Penjelasan Adik Korban

Video peristiwa tawuran ini viral di media sosial. Warga terlibat saling serang menggunakan batu, kayu dan kembang api.

Pada Senin pagi diketahui ada korban tewas dalam tawuran itu, yakni Indramayu (51), warga sekitar yang sehari-harinya berprofesi sebagai pengemudi ojek online.

Adik korban, Mega Nilamsari (31), menyebut korban tewas saat berupaya membubarkan tawuran yang terjadi sekitar pukul 00.00 WIB dini hari tadi. Menurut Mega, kakaknya tidak ikut dalam aksi tawuran, sebab saat kejadian kakaknya baru saja pulang bekerja.

"Jadi dia (korban) baru saja pulang ngojek. Dia enggak ikut-ikut dalam tawuran itu. Memang dia ambil bambu bendera, maksudnya mau bubarin tawuran itu. Nah tiba-tiba orang Baladewa nyerang kakak saya," kata Mega ditemui di rumah duka, Senin (16/8/2021), seperti dilansir Warta Kota.

Mega mengatakan, saat itu kakaknya sempat dikejar oleh pelaku tawuran lalu langsung terjatuh. Pelaku yang melihat pun langsung memanfaatkan momen tersebut dengan mengayunkan senjata tajam ke perut dan dada korban.

"Jadi pas abang saya jatoh langsung dibacok oleh pelaku. Itu ke perut sama dada. Itu langsung orang sini bawa ke Puskesmas tapi karena luka dan pendarahan yang hebat di larikan lagi ke Rumah Sakit," katanya.

Meski telah dilarikan ke RSCM dan menjalani perawatan, nyawa korban tidak dapat diselamatkan akibat luka yang cukup serius di bagian perut dan dada.

"Luka empat bagian di bagian perut dan dada. Tapi mungkin karena cukup berat ya lukanya tadi pagi jam 6 korban dinyatakan meninggal dunia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com