Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap 1 Lagi Pelaku Tawuran yang Tewaskan Warga Johar Baru

Kompas.com - 18/08/2021, 16:46 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi kembali menangkap salah seorang pelaku tawuran yang menewaskan Indramayu (51), warga Johar Baru, Jakarta Pusat.

Pelaku berinisial S itu ditangkap pada Rabu (18/8/2021) dini hari oleh petugas gabungan Polsek Johar Baru dan Polda Metro Jaya.

Saat diinterogasi petugas, S mengakui bahwa ia adalah salah satu pelaku tawuran yang mengeksekusi korban.

"Sudah (ditangkap), pelaku yang diamankan berinisial S. Dia pelaku utama," kata Kanit Reserse Kriminal Polsek Johar Baru AKP Suprayogo saat dihubungi, Rabu.

Baca juga: Seorang Warga Johar Baru Tewas akibat Tawuran, Ini Penjelasan Adik Korban

Dengan penangkapan S ini, maka total pelaku yang ditangkap berjumlah dua orang.

Sebelumnya, polisi juga telah menangkap pemuda berinisial AA yang diduga terlibat dalam tewasnya Indramayu.

Hingga kini, polisi masih memeriksa S dan AA untuk mendalami kasus tawuran berujung maut ini.

"Sementara ini dari hasil pemeriksaan, pelaku tidak ada terlibat indikasi sindikat narkoba. Motifnya murni tawuran. Namanya anak seberang (jalan) biasa saling ejek, jadi dibuka kasih petasan kemudian terjadi tawuran," ujar Suprayogo.

Tawuran di Jembatan Kota Paris, Johar Baru, itu terjadi pada Senin (16/8/2021) dini hari melibatkan dua kelompok warga.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Tawuran yang Sebabkan Satu Orang Tewas di Johar Baru

Video peristiwa tawuran ini viral di media sosial. Warga terlibat saling serang menggunakan batu, kayu, dan kembang api.

Pada Senin pagi diketahui ada korban tewas dalam tawuran itu, yakni Indramayu, warga sekitar yang sehari-harinya bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Adik korban, Mega Nilamsari (31), menyebutkan bahwa korban tewas saat berupaya membubarkan tawuran yang terjadi sekitar pukul 00.00 WIB.

Menurut Mega, kakaknya tidak ikut dalam aksi tawuran, sebab saat kejadian kakaknya baru saja pulang bekerja.

"Jadi dia (korban) baru saja pulang ngojek. Dia enggak ikut-ikut dalam tawuran itu. Memang dia ambil bambu bendera, maksudnya mau bubarin tawuran itu. Nah tiba-tiba orang Baladewa nyerang kakak saya," kata Mega ditemui di rumah duka, Senin (16/8/2021), seperti dilansir Warta Kota.

Baca juga: Halang-halangi Ambulans Bawa Bayi Kritis di Jatinegara, Oknum Prajurit TNI Diproses Hukum

Mega mengatakan, saat itu kakaknya dikejar oleh pelaku tawuran lalu langsung terjatuh. Pelaku yang melihat langsung memanfaatkan momen tersebut dengan mengayunkan senjata tajam ke perut dan dada korban.

"Jadi pas abang saya jatuh langsung dibacok oleh pelaku. Itu ke perut sama dada. Itu langsung orang sini bawa ke puskesmas tapi karena luka dan pendarahan yang hebat dilarikan lagi ke rumah sakit," katanya.

Meski telah dilarikan ke RSCM dan menjalani perawatan, nyawa korban tidak dapat diselamatkan akibat luka yang cukup serius di bagian perut dan dada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com