Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gap Data Covid-19 Masih Terjadi antara Depok dengan Jawa Barat, Selisihnya 7 Kali Lipat

Kompas.com - 19/08/2021, 17:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Perbedaan data kasus Covid-19 antara yang dilaporkan Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih terjadi.

Tak tanggung-tanggung, per Kamis (19/8/2021), selisih data antara kedua pihak bahkan mencapai 7 kali lipat.

Dilansir dari laman resmi Pikobar Pemprov Jawa Barat, Kota Depok bercokol sebagai wilayah dengan laporan kasus aktif/jumlah pasien Covid-19 terbanyak di provinsi itu.

Baca juga: Selisih Data Terjadi Lagi, Depok Minta Satgas Covid-19 Konsen: Bahaya jika Tak Diselesaikan

Kota Depok, di laman Pikobar, tercatat memiliki 24.550 kasus aktif Covid-19, unggul jauh dibandingkan kota dan kabupaten lain di Jawa Barat.

Sebagai gambaran, Kota Bandung di peringkat kedua dilaporkan oleh Pikobar hanya memiliki 6.563 kasus aktif saat ini.

Sementara itu, data terbaru versi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok jauh lebih rendah daripada itu, yakni hanya 3.433 kasus aktif.

Baca juga: Gap Data Covid-19 Pusat-Daerah Terjadi Lagi, Satgas Depok: Sudah Berkali-kali Disampaikan Sejak 2020

Ini berarti, ada selisih 22.117 kasus aktif Covid-19 yang datanya bermasalah.

Diduga, kesenjangan ini terjadi karena keterlambatan penginputan data ke tingkat provinsi maupun nasional, masalah serius yang tak kunjung dibereskan sejak tahun 2020.

"Sedang berlangsung 'replace data' antara Picodep (Pusat Informasi Corona Depok) dengan NAR (new all records) Kementerian Kesehatan," jelas juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, ketika dikonfirmasi Kompas.com perihal ini, Kamis sore.

Sebelumnya dijanjikan selesai 17 Agustus 2021

Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengumumkan telah duduk bersama Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Kesehatan untuk menyelesaikan sengkarut masalah ini pada Kamis pekan lalu.

Mereka sepakat membereskan hal ini dan menyebut bahwa per Selasa (17/8/2021) masalah sudah tuntas.

Pertama dan utama, para pihak menyetujui perlunya dilakukan integrasi data secara cepat dan tuntas melalui bridging data dengan cara replace data, dari PICODEP Kota Depok dan Pikobar Jawa Barat ke data NAR Kementerian Kesehatan.

Bridging data itu dilakukan dengan melengkapi kelengkapan data yang di dalamnya termuat nama, NIK, alamat, dan asal fasilitas kesehatan.

Baca juga: Depok Bantah Punya Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak, Kritik Gap Data yang Tak Kunjung Beres

"Tindak lanjut bridging data dilakukan oleh tim secara bersama-sama, dengan basis data rekonsiliasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Dibobol Maling, Total Kerugian Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com