TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengungkap sejumlah modus pungutan liar (pungli) dalam proses penyaluran bansos Covid-19.
Arief mengakui, masih ada petugas yang melakukan pungli terhadap penerima bansos.
Seperti diketahui, pungli bansos Covid-19 di Kota Tangerang jadi sorotan publik setelah ditemukan langsung oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Menurut Arief, ada petugas yang meminta jatah atau dikenal dengan istilah "uang capek" atau "uang lelah" kepada penerima bansos.
Baca juga: UPDATE 19 Agustus: Tambah 107 Kasus di Kota Tangerang, 122 Pasien Covid-19 Berhasil Sembuh
"Ada yang katanya istilah di lapangan Operasi Batok. Jadi, kalau uangnya diterima langsung si penerima, kita lagi investigasi, ada oknum-oknum di bawah yang nanti nyamperin, "Mana setoran Rp 50.000 atau berapa?" Diminta alasan uang lelah, uang capek," kata Arief dalam webinar yang disiarkan di Youtube KPK RI, Kamis (19/8/2021).
Modus pungli masih kerap ditemukan meski pemerintah telah merubah prosedur penyaluran bansos melalui transfer bank.
Bahkan, lanjut Arief, ada petugas yang memegang kartu ATM penerima bansos dan meminta mereka menuliskan pin ATM di belakang kartu.
"Ada kartu yang dipegang petugas, nomor PIN ditaruh di belakang ATM," ujar Arief.
"Kita tahu masalah (penyaluran bansos) kompleks. Kaitan bansos seolah-olah ada gula ada semut, permasalahan pasti ada," lanjutnya.
Oleh karena itu, Pemkot Tangerang telah membuka kanal-kanal laporan terkait penyaluran bansos Covid-19.
Baca juga: Pemkot Bakal Perluas Lokasi Vaksinasi Khusus Bumil di Kota Tangerang