JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi balap liar motor dan melawan arah di Jalan Tentara Pelajar Raya, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan membuat warga resah.
Akibat balap liar dan melawan arah, kecelakaan lalu lintas kerap terjadi.
Kecelakaan lalu lintas terbaru melibatkan mobil Fortuner pelat dinas Polri bernomor 3488-07.
Mobil itu melawan arah dari arah Stasiun Palmerah hingga akhirnya menabrak mobil Mercedez Benz di dekat SPBU Tentara Pelajar.
Namun, kecelakaan lalu lintas juga pernah melibatkan kendaraan motor.
Ketua RW 08, wilayah yang berada di sekitar Jalan Tentara Pelajar Raya, Saadi (53) mengatakan, kecelakaan motor tersebut berawal dari balap liar motor.
Baca juga: Warga Resah dan Terganggu Balap Liar di Jalan Tentara Pelajar
Kecelakaan biasanya terjadi pada pengendara motor yang terlibat balap liar kemudian putar balik dan melawan arah.
“Habis balap liar, mereka biasanya lawan arah. Bahkan sempat juga tabrakan motor adu banteng,” kata Saadi saat dihubungi, Senin (23/8/2021) siang.
Ia menyebutkan, motor-motor yang melawan arah dan terlibat kecelakaan biasanya malas untuk memutar arah di putaran yang tersedia.
Karena itu, mereka mengambil jalan pintas untuk melawan arah ke arah SPBU Tentara Pelajar.
Balap liar motor buat bising
Saadi mengatakan, balap liar di Jalan Tentara Pelajar terjadi hampir setiap hari. Balap liar biasanya berlangsung hingga pagi hari.
“Balap liar sudah sangat mengganggu wilayah kita,” ujar Saadi.
RW 08 merupakan salah satu wilayah yang berada di pinggir Jalan Tentara Pelajar. Selain permukiman warga, wilayah ini juga menjadi kawasan usaha kuliner serta toko kelontong.
“Balap liar sudah mengganggu wilayah kami. Kebetulan di sekitar Jalan Tentara Pelajar ada dua RW, RW 012 dan RW saya, RW 08,” kata Saadi.
Ia mengatakan, balap liar di Jalan Tentara Pelajar menyebabkan suara bising pada dini hari.
Suara bising berasal dari suara knalpot motor dan para penonton balap liar di Jalan Tentara Pelajar Raya.
“Mengganggu sekali. Bising suaranya, jadi ganggu orang tidur. Ya berisik suara teriak-teriak orangnya. Itu yang nongkrong itu anak-anak tanggung semua,” kata Saadi.
Baca juga: Bubarkan Balap Liar Motor di Tentara Pelajar, Warga Sekitar Malah Diancam
Warga yang membubarkan aksi balap liar motor tak jarang mendapatkan ancaman. Selain itu, vandalisme dan perusakan berupa pelemparan batu ke rumah warga.
“Sempet diancam orang-orang yang tinggal di sekitar Jalan Tentara Pelajar. Pernah ditimpukin batu,” ujar Saadi.
Saadi mengatakan, vandalisme menambah daftar bentuk intimidasi lantaran pelaku dan penonton balap liar tidak senang dibubarkan.
“Saya sudah berapa kali bubarin pas malem bareng warga dan polisi karena sudah mengganggu. Sudah diusir masih balik lagi mereka. Kan ngga mungkin sampai subuh kita jagain,” ujar Saadi.
Menurut Saadi, pelaku dan penonton balap liar di Jalan Tentara Pelajar Raya tak jera dibubarkan polisi.
Polisi, lanjut Saadi, bahkan sudah menembakkan tembakan peringatan untuk membubarkan balap liar motor tetapi mereka tetap kembali.
“Mereka bahkan suka masuk ke gang-gang di sekitar Tentara Pelajar. Ketika kosong, ada yang intai dari mereka. Mereka balik lagi buat balap liar,” kata Saadi.
Ia menyebutkan, para pelaku dan penonton balap liar bukan berasal dari lingkungan sekitar Jalan Tentara Pelajar Raya.
Saadi mengatakan, mereka banyak datang dari wilayah Tanah Abang, Cengkareng, Depok, dan daerah lainnya.
“Begitu kami pulang ya balik lagi. Kita cape. Kita bubarin juga ngga digubris,” tambah Saadi.
Berharap ada garis kejut
Saadi mengatakan, warga sepakat meminta pemasangan garis kejut sebagai solusi balap liar motor yang sering terjadi di lingkungannya.
Balap liar motor hampir setiap hari terjadi dan sangat mengganggu kehidupan warga sekitar.
“Kami meminta pemasangan garis kejut di beberapa lokasi. Ada empat titik di Jalan Tentara Pelajar Raya,” ujar Saadi.
Saadi mengaku sudah berkoordinasi dengan Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan terkait permintaan pemasangan garis kejut di Jalan Tentara Pelajar Raya.
Namun, pihaknya belum mendapatkan tanggapan dari pihak Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan.
“Kami sudah lama meminta garis kejut sama Dinas Perhubungan (Jakarta Selatan) tetapi gak pernah ditanggapin,” kata Saadi.
Ia mengaku sempat ditawari oleh pihak tertentu terkait pemasangan garis kejut dengan harga Rp 7 juta.
Namun, Saadi mengatakan, pihaknya tak memiliki dana untuk memasang garis kejut tersebut.
“Kami nggak punya uang untuk bayar garis kejut. Kalau empat titik ya lumayan,” tambah Saadi.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, Susilo mengatakan, anggaran tahun 2020 dan 2021 di jajarannya difokuskan untuk penanganan Covid-19.
Ia mengaku berterima kasih atas informasi permintaan pemasangan garis kejut di Jalan Tentara Pelajar Raya.
“Namun demikian, informasi ini jadi bahan masukan untuk diteruskan dengan jajaran lain untuk 'bentuk lain' yang dapat mencegah/ meminimalkan kegiatan dimaksud (balap liar motor). Terima kasih informasi ini untuk kebaikan, kenyamanan warga,” kata Susilo saat dihubungi, Senin (23/8/2021) malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.