Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kondisi Pengungsi Afghanistan di Jakarta, Luntang-lantung dan Tidur di Pinggir Jalan

Kompas.com - 25/08/2021, 14:34 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengungsi asal Afghanistan yang sudah lama bertahan di Indonesia menggelar aksi demo di depan kantor Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Jakarta, Selasa (24/8/2021).

Para pengungsi menuntut UNHCR untuk segera menempatkan mereka secara permanen di negara ketiga, di mana mereka bisa melanjutkan hidup secara normal, mencari pekerjaan hingga mendapatkan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menampung pencari suaka untuk sementara, namun tidak menjamin penempatan mereka secara permanen. Mereka juga tidak diperbolehkan untuk bekerja di Indonesia.

Baca juga: Kisah Pilu Pengungsi Afghanistan di Indonesia, Lama Terkatung-katung hingga Bunuh Diri dalam Penantian

Hingga akhir Desember 2020, Indonesia sudah menampung 13.745 pengungsi dari 50 negara. Lebih dari separuhnya berasal dari Afghanistan, seperti dilansir voaindonesia.com.

Banyak dari pengungsi tersebut tinggal di kamp pengungsian, sebagian lagi mencari rumah sewa sendiri berbekal uang jatah bulanan dari UNHCR sebesar Rp 1,6 juta.

Namun, tidak sedikit pula dari pengungsi tersebut yang hidup luntang-lantung di jalanan. Potret ini sempat diabadikan Kompas.com pada 2018 lalu.

Sejumlah terpal dan kardus ditemukan berjejer di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat.

Terpal dan kardus tersebut digunakan sebagai alas tidur pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan.

Sebagian pengungsi lainnya tampak menggelar tikar di depan kantor UNHCR di Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat.

Baca juga: Ini Penyebab Pengungsi Afghanistan Bertahun-tahun Terdampar di Jakarta

 

Pencari suaka dari Afganistan, Sudan dan Somalia beraktivitas di Trotoar Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/7/2019). Para pencari suaka tersebut menetap di trotoar untuk menuntut kepastian perlindungan dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pencari suaka dari Afganistan, Sudan dan Somalia beraktivitas di Trotoar Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/7/2019). Para pencari suaka tersebut menetap di trotoar untuk menuntut kepastian perlindungan dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Terkatung-katung tanpa kepastian

Ketidakpastian hidup yang dialami para pencari suaka tersebut mungkin akan berlangsung lama.

Pasalnya, dalam setahun, kurang dari 1 persen pengungsi di seluruh dunia yang diterima oleh negara ketiga, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Hal ini disampaikan oleh Communication Associate UNHCR Indonesia Dwi Anisa Prafitria.

Beberapa tahun belakangan, kata Anisa, jumlah kuota untuk penempatan pengungsi di negara penerima menurun secara drastis.

"Sebagai informasi, sekarang ini ada sekitar 20 juta pengungsi di seluruh dunia yang di bawah mandat UNHCR, namun setiap tahunnya kurang dari 1 persen pengungsi di seluruh dunia diterima oleh negara ketiga dan berangkat ke negara tujuan," kata Anisa saat dihubungi, Rabu (25/8/2021).

Namun, ia memastikan bahwa UNHCR akan terus berupaya agar bisa mengirimkan para pengungsi yang terdampar di Indonesia ke negara ketiga.

Baca juga: Menanti Kejelasan Nasib Pengungsi Afghanistan di Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com