Sontak dia dan keluarga keluar dari rumah. Bersamaan dengan itu, api sudah mulai menyambar barang dan material bangunan semi permanen yang mudah terbakar.
"Aku lagi tidur, tiba-tiba adik bangunin. Teriak api-api, Put bilangin Pak RT suruh telepon pemadam," ungkap Putra.
Menurut Putra, keluarganya dan para tetangga langsung menyelamatkan diri dengan menjauhi api yang membesar. Beberapa di antaranya berusaha mengamankan barang berharga dan kendaraan agar tak ikut terbakar.
Sayangnya, tak semuanya berhasil diselamatkan dari kebakaran itu. Uang hasil mengamen dan memulung yang ditabung Putra selama sepekan terakhir ikut terbakar.
Padahal, kata Putra, uang itu sudah dipersiapkannya untuk berjualan kopi susu kemasan botol yang dia pelajari dari sekolahnya.
"Sore baru bobok tabungan dapat Rp 134.000. Malemnya sebelum tidur ditambahin kakak Rp 100.000. Aku sudah niat, buat jualan kopi botolan kalau jadi, sudah coba bikin di sekolah," ungkapnya.
Kendati demikian, Putra mengaku bersyukur bisa selamat dan tidak ada satupun korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi pada Rabu pagi itu.
"Alhamdulillah selamat semua (warga). Cuma itu motor, mobil ada yang kebakar, barang-barang ludes semua. Ini saja aku baju tinggal ini," kata Putra.
Kini, Putra dan para warga yang terdampak kebakaran lapak pengepul barang bekas itu hanya bisa pasrah, sambil berusaha bangkit dan melanjutkan hidup ke depannya.
Dia merasa tak perlu berlama-lama kesedihan, meski saat ini tidak ada lagi tempat tinggal yang bisa dihuni bersama kakak dan adiknya.
"Ya musibah, Om. Masa mau ditangisi. Mau nangis atau enggak kan sudah kebakar. Ya aku mendingan enggak nangis. Kakak juga bilang mau gimana lagi," tutur Putra.
Sejumlah barang rongsokan yang hangus terbakar pun dikumpulkan mulai kembali, untuk nantinya dijual dan dijadikan modal membangun tempat tinggal baru.
Sementara ini, kata Putra, dia dan warga lainnya akan tinggal sementara di musala yang tak ikut terbakar dalam peristiwa tersebut.
"Ya kalau ada bantuannya pengen bangun rumah lagi, enggak mau pindah. Paling enggak sementara ini beli triplek lah buat bangun rumah lagi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.