Namun, tidak sedikit pula dari pengungsi tersebut yang hidup luntang-lantung di jalanan.
Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Aturan Sekolah Tatap Muka di DKI | Kondisi Pengungsi Afghanistan
Potret ini sempat diabadikan Kompas.com pada 2018 lalu.
Sejumlah terpal dan kardus ditemukan berjejer di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat.
Terpal dan kardus tersebut digunakan sebagai alas tidur pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan.
Sebagian pengungsi lainnya tampak menggelar tikar di depan kantor UNHCR di Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat.
Baca juga: Polisi Lepaskan 6 Pengungsi Afghanistan yang Ditangkap Saat Demo
Ketidakpastian hidup yang dialami para pencari suaka tersebut mungkin akan berlangsung lama.
Pasalnya, dalam setahun, kurang dari 1 persen pengungsi di seluruh dunia yang diterima oleh negara ketiga, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Beberapa tahun belakangan, menurut UNHCR, jumlah kuota untuk penempatan pengungsi di negara penerima menurun secara drastis.
"Sebagai informasi, sekarang ini ada sekitar 20 juta pengungsi di seluruh dunia yang di bawah mandat UNHCR, namun setiap tahunnya kurang dari 1 persen pengungsi di seluruh dunia diterima oleh negara ketiga dan berangkat ke negara tujuan," ujar Dwi.
Namun, ia memastikan bahwa UNHCR akan terus berupaya agar bisa mengirimkan para pengungsi yang terdampar di Indonesia ke negara ketiga.
(Penulis : Ihsanuddin/ Editor : Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.