Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Orangtua di Tangsel Tak Izinkan Anaknya Ikut Sekolah Tatap Muka, Khawatir Prokes Kendur

Kompas.com - 27/08/2021, 11:43 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pelaksanaan kembali pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di Tangerang Selatan, terkendala persetujuan orangtua siswa.

Sejumlah orangtua siswa yang belum mengizinkan anaknya mengikuti PTM pada awal September 2021, karena khawatir protokol kesehatan di sekolah kendur.

Salah satunya Rani (32), warga Ciputat yang masih belum sepenuhnya sepakat dengan pelaksanaan PTM pada awal September 2021.

Dia khawatir protokol kesehatan sang anak yang duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar (SD) kendur. Belum lagi tak ada jaminan pihak sekolah untuk mengawasi setiap aktivitas siswa secara ketat.

Baca juga: Jelang Sekolah Tatap Muka, Vaksinasi Anak di Tangsel Baru 17 Persen

"Ya masih belum dulu deh kayaknya (PTM). Khawatirnya protokol kesehatan anaknya sih, ntar kerumun lah, masker ke mana-mana lah. Sekolah juga belum tentu ngawasin semua anak terus-terusan," ungkap Rani saat diwawancarai, Jumat (27/8/2021).

Hal senada diungkapkan Siti Nuria (35), warga di kawasan Jalan Raya Ciater, Serpong, Tangerang Selatan. Dia masih ragu-ragu untuk memperbolehkan anaknya belajar di sekolah.

"Gimana ya, bingung juga. Mau dibolehin, takut sayanya. Anak-anak kan beda ya sama orang dewasa. (Tapi) belajar di rumah kesian ya kan, bosan juga dia," kata Nuria.

Namun, Nuria memilih untuk tetap meminta sang anak bersekolah secara daring dari rumah. Di samping itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus lebih memastikan lagi setiap sekolah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Sementara ini kami kayaknya daring dulu aja. Kan masih boleh. Sambil tunggu persiapannya lebih matang lagi protokolnya. Jadi kami orangtua bisa lihat dulu, gimana-gimananya dipikirin lagi," ungkapnya.

Baca juga: 33 Sekolah di Jaksel Akan Gelar Belajar Tatap Muka Terbatas pada 30 Agustus

Sedangkan Yudha (39), warga Pamulang yang anaknya duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar mengaku setuju dengan pelaksanaan PTM pada awal September 2021.

Alasannya, sang anak justru tidak fokus selama kurang lebih setahun terakhir mengikuti belajar daring dari rumah.

"Enggak fokus anaknya, malah main melulu. Disiplin belajarnya menurun. Kalau di sekolah kan mau enggak mau dia di kelas belajar," kata Yudha.

Selain itu, Yudha merasa bahwa kondisi pandemi Covid-19 saat ini sudah mulai terkendali dengan menurunnya kasus kasian. Pihak sekolah juga menyampaikan akan menerapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin.

"Ya sekarang juga kan alhamdulillahnya, mulai turun ya. Sedikit lebih terkendali lah ya, kasusnya turun. Guru-guru juga menyampaikan, protokol selama di sekolah akan dimaksimalkan," pungkasnya.

Sebelumnya, PTM secara terbatas di Tangerang Selatan rencananya akan dimulai pada awal September 2021. Pihak sekolah diminta untuk mempersiapkan diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com