Namun, dia menegaskan bahwa pihak sekolah harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Pihak sekolah juga harus menjamin bahwa putranya tidak bersentuhan dengan murid lain.
"Anak saya seharusnya lagi produktif-produktifnya main, tapi kena pandemi, kena pembelajaran online. Jadi motoriknya kurang ya. Kalau di belajar sekolah, motoriknya bisa lebih diasah," paparnya melalui sambungan telepon, Senin.
Kata Iqbal, anaknya yang baru berusia 10 tahun sudah tak sabar lagi menanti PTM.
Iqbal berharap bahwa Pemkot Tangerang dapat menggelar PTM terbatas dengan sangat berhati-hati.
Jika ada guru atau murid yang mulai menunjukkan gejala Covid-19 saat belajar di sekolah, pemerintah harus membatalkan skema tersebut.
"Pokoknya harus hati-hati banget. Kasian anak-anaknya kalau kena, gurunya juga. Begitu ada yang aneh-aneh pokoknya harus dibatalin," tegas Iqbal.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memutuskan untuk tidak buru-buru menggelar PTM terbatas di sekolah di wilayah tersebut.
"Kita belum bikin target kapan PTM, karena kita masih hati-hati sekali," ungkap Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat ditemui di Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang, Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Ragam Komentar Orangtua soal Sekolah Tatap Muka, Mendukung meski Khawatir Anak Terpapar Covid-19
Pemkot Tangerang juga sedang menyiapkan fasilitas untuk siswa yang belum diizinkan serta belum dapat mengikuti PTM di tiap-tiap sekolah.
Pasalnya, siswa yang diizinkan mengikuti skema belajar di sekolah adalah mereka yang telah divaksin Covid-19.
Bagi mereka yang belum divaksinasi, para siswa masih mengikuti skema belajar secara daring.
Arief menambahkan, pihaknya juga tidak buru-buru menggelar PTM karena menghindari munculnya klaster sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.