Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Menumpuk di Kali Sipon, Timbulkan Bau Tak Sedap hingga Berasal dari Pedagang di Bibir Sungai

Kompas.com - 30/08/2021, 17:42 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Tumpukan sampah yang tersangkut di Kali Sipon, Kelurahan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, pada Minggu (29/8/2021), telah dibersihkan pada Senin (30/8/2021) ini.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Minggu kemarin, tumpukan sampah menyangkut di jembatan kecil yang bernama jalan KH Mualim Saim.

Kemudian, dari pantauan pada Senin pukul 11.30 WIB, tumpukan sampah itu telah dibersihkan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang.

Saat ini, air sudah dapat mengalir di Kali Sipon meski secara perlahan. Kendati semikian, masih tercium bau tak sedap dari kali tersebut.

Baca juga: Mercedes, Audi, dan BMW Tinggalkan Formula E, PSI: Bukti Balapan Ini Tak Laku

Sayang, tak lama setelahnya, masih ada beberapa pedagang yang membuka lapak di bibir Kali Sipon dan membuang sampah di kali tersebut.

Sejumlah pedagang itu berjualan tak jauh dari lokasi sampah itu menyangkut.

Mereka dengan mudahnya membuang makanan sisa ataupun botol plastik bekas di Kali Sipon.

Di bibir Kali Sipon tampak sejumlah lokasi yang dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal oleh para pedagang. Tempat pembuangan sampah ilegal tersebut tampak tidak terurus.

Karena terlalu mepet dengan bibir Kali Sipon, tumpukan sampah itu ada yang berceceran ke kali.

Pengakuan pedagang

T (55), seorang pedagang di Kali Sipon, mengaku kerap membuang sampah di tempat pembuangan ilegal yang kebetulan terletak tepat di sebelah lapaknya.

Adapun lapaknya berada tepat di bibir Kali Sipon dan terletak tidak jauh dari tumpukan sampah yang menyangkut.

"Kalau buang sampah emang di sini," katanya saat ditemui, Senin.

Baca juga: Rizieq Shihab Tetap Divonis 4 Tahun Penjara Kasus RS Ummi Bogor oleh PT DKI

Menurut dia, pedagang maupun warga atau pengendara yang lewat memang kerap membuang sampah di beberapa tempat pembuangan sementara yang berada di bibir Kali Sipon.

"Emang sering kalau ada yang lewat terus tiba-tiba buang sampah di sini (pembuangan sampah ilegal)," tutur dia.

Kata T, sampah di tempat pembuangan sampah ilegal itu memang mudah tertiup angin dan masuk Kali Sipon.

Dia sendiri sebenarnya mengeluhkan kotornya tempat pembuangan sampah itu.

"Ya tapi mau gimana lagi, namanya juga cari uang," ucap T.

Pembersihan sampah

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, petugas Dinas PUPR Kota Tangerang telah membersihkan tumpukan sampah itu pada Senin pagi.

"Sudah dibersihkan pagi ini sekitar jam 08.00 WIB. Kurang lebih tadi yang ngebersihin 50 orang," papar petugas yang enggan disebut namanya saat ditemui, Senin.

Sampah yang terhalang itu lantas diangkut menggunakan dua truk besar ke tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.

Baca juga: Fakta Sidang Putusan Banding Rizieq Shihab, Tetap Dihukum 4 Tahun Penjara hingga Simpatisan Ricuh

Katanya, sampah menumpuk di bawah jembatan itu karena terhalang oleh ranting pohon yang tersangkut di antara dinding Kali Sipon.

Kemudian, hujan dengan insensitas tinggi yang terjadi pada Minggu kemarin menyebabkan sampah di sepanjang Kali Sipon mengalir ke arah jembatan tersebut.

"Nah karena hujan kemarin, sampah-sampahnya ngalir terus numpuk di sini," tutur petugas.

Dia mengakui bahwa sampah di Kali Sipon salah satunya berasal dari pedagang yang berada di sekitar kali tersebut.

"Ya salah satunya emang dari pedagang di sini," katanya.

Pengakuan petugas yang bersihkan Kali Sipon

Sekitar pukul 11.00 WIB pada Senin, ada sekitar sembilan petugas yang membersihkan Kali Sipon di dekat Jalan Permata Raya, Kelurahan Poris Plawad Utara, Kecamatan Cipondoh.

Dahlan, seorang petugas, mengaku membersihkan Kali Sipon setiap harinya.

Sampah yang sering ditemukan di kali tersebut adalah botol plastik.

"Kalau yang paling aneh ya itu sih pembalut ya sama popok. Ada popok bayi sama popok orang dewasa juga," kata Dahlan saat ditemui, Senin.

Setiap harinya, petugas kebersihan dapat mengangkut lebih dari satu ton sampah dari Kali Sipon.

Baca juga: Seorang Tenaga Kesehatan Wisma Atlet Usia 21 Tahun Meninggal Setelah Kena Covid-19

Di satu sisi, kata Dahlan, petugas yang membersihkan Kali Sipon di Kelurahan Cipondoh dan Kelurahan Poris Plawad Utara adalah tim yang berbeda.

"Yang ngebersihin di sini ya tim sendiri. Di sana yang kemarin numpuk itu tim yang berbeda," ucapnya.

Dahlan enggan menduga orang yang kerap membuang sampah sembarangan di kali tersebut.

Meski demikian, dia berharap bahwa tak ada lagi orang yang membuang sampah di Kali Sipon.

"Semoga saja enggak ada lagi ya yang buang sampah di sini," harap Dahlan.

Saat sampah masih menumpuk

Tumpukan sampah itu menyangkut di jembatan kecil yang dibangun agar warga setempat dapat menyeberangi kali tersebut.

Akan tetapi, keberadaan jembatan itu menjadi penyebab sampah-sampah itu tersangkut.

Sampah yang tersangkut di sisi barat laut jembatan itu terdiri dari botol plastik, sayuran, makanan sisa, tempat makanan berjenis styrofoam, kayu, dedaunan, bungkus rokok, dan lainnya.

Bau tak sedap menyerbak dari tumpukan sampah tersebut.

Jika dihitung, tumpukan sampah itu memiliki panjang sekitar 10 meter. Lebarnya tentu mengikuti lebar kali tersebut, kurang lebih 3-3,5 meter.

Baca juga: Lalu Lintas GDC Depok Dialihkan, Ini Rekayasanya

Berbagai jenis ampah tak hanya memenuhi kali itu saja, melainkan ada juga yang bertengger di kedua sisi bibir Kali Sipon.

Bahkan, sampah di bibir kali tampak dikerubungi berbagai lalat.

Namun, tampaknya warga sekitar sudah terbiasa dengan pemandangan tersebut.

Baik pengendara yang melintas, pedagang, ataupun warga sekitar, tampak tidak terganggu dengan keberadaan tumpukan sampah itu.

Padahal, bibir Kali Sipon yang berdekatan dengan tumpukan itu dijadikan tempat berjualan oleh warga.

Baca juga: Lempari Polisi dengan Batu, 20 Simpatisan Rizieq Shihab Diamankan

Berbagai penjual menempati bibir kali, mulai dari penjual makanan hingga pakaian.

Mereka tampak tidak terganggu dengan bau ataupun keberadaan sampah itu sendiri.

Sementara itu, pada sisi yang berlawanan dengan tumpukan sampah atau di sisi tenggara jembatan hanya ada sedikit sampah yang lambat laun mengalir di Kali Sipon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com