Selama pandemi, lanjut Ernie, anaknya jarang bertemu dengan teman-teman sekolahnya.
"Anaknya senang bertemu teman-teman (lagi). Anaknya happy, dari subuh dia bangun," ujar Ernie.
Bahkan, saking senangnya, anaknya tidak mau dijemput.
"Anaknya bilang, 'enggak usah ditunggu, Bunda'. Saya enggak khawatir," tutur Ernie.
Baca juga: Pemkot Bekasi Keluarkan Surat Edaran PTM, Siswa Wajib Diantar Jemput Orangtua
Tak bisa tidur karena deg-degan
Salah satu murid SMP Corpatarin di Duren Sawit, Alviodita, mengaku tak bisa tidur semalaman karena deg-degan ketemu teman baru sekaligus menghadapi pelajaran secara tatap muka.
"Karena deg-degan mau lihat teman baru. (Deg-degan) banget," kata dia, Senin.
Alviodita bahkan sempat salah kelas karena baru pertama datang ke SMP tersebut. Sebelumnya, ia belajar secara daring.
Baca juga: PTM Terbatas di Jaktim, Siswa Diimbau Tak Bawa Bekal ke Sekolah tapi Sarapan di Rumah
"Sempat (salah kelas), tadi kelewatan," ucap Alviodita.
Hal yang sama juga dialami Aisyah, teman satu kelas Alviodita. Aisyah sempat salah masuk kelas.
Aisyah juga tak bisa tidur karena deg-degan.
"Deg-degan takut enggak bisa belajarnya. Karena pas daring kurang mengerti," kata dia.
Penerapan prokes dan evaluasi
Protokol kesehatan (prokes) diterapkan saat PTM terbatas ini, salah satunya terlihat di SMP Corpatarin.
Selama pembelajaran, para siswa tetap mengenakan masker. Seusai pembelajaran, para siswa berbaris di depan kelas terlebih dulu sembari menunggu giliran cuci tangan.