Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patah Satu Tumbuh Seribu, Saat Mural-mural Baru Bermunculan Usai Penghapusan oleh Aparat

Kompas.com - 31/08/2021, 16:07 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penghapusan mural yang bernada kritikan terhadap pemerintah ternyata tidak meredam semangat seniman jalanan untuk mengekspresikan keresahan mereka.

Ketika sejumlah mural dihapus di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk mural ‘Kami Lapar Tuhan’ di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mural-mural baru justru bermunculan.

Di sebuah tembok di Jalan Kebagusan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, misalnya, sebuah mural yang diduga memuat gambar Presiden Joko Widodo muncul.

Baca juga: Mural Gambar Diduga Presiden Jokowi Muncul di Kebagusan Jaksel, Tulisannya Aku Nyerah Pakdeh

Jokowi digambarkan sedang mengenakan baju hitam, tersenyum, dan mengacungkan jempol.

Di samping gambar tersebut ada tulisan yang berbunyi “AKU NYERAH PAKDEH”. Di bagian bawah gambar Jokowi tertulis “#IndonesiaWajibOK, nggak oke…? BORGOL”.

Seorang warga sekitar, Alvin (35) mengatakan, ia baru melihat mural tersebut pada Senin (30/8/2021) pagi.

Hari-hari sebelumnya, Alvin tidak melihat goresan itu di tembok yang biasa ia lalui setiap berangkat atau pulang kerja.

”Waktu saya pulang jam 10 malam hari Minggu kemarin belum ada. Pas pagi saya baru lihat," ujar Alvin saat ditemui Kompas.com, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Mural di Kebagusan Sindir Wacana Jokowi 3 Periode: Nggak Oke, Borgol

Selain itu, sebuah mural baru juga muncul di kolong Fly Over Taman Cibodas, Kota Tangerang, Banten, yang bertuliskan “DIPENJARA KARNA LAPAR”.

Seorang pedagang di sekitar lokasi mengatakan bahwa mural tersebut dibuat oleh sejumlah pemuda pada Kamis (19/8/2021).

Hanya saja, tidak lama berselang, sejumlah petugas datang ke lokasi dan menghapus coretan tersebut.

 

Mural yang diduga gambar wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sebuah dinding di kawasan Batujaya, Batuceper, Kota Tangerang.(istimewa) Mural yang diduga gambar wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sebuah dinding di kawasan Batujaya, Batuceper, Kota Tangerang.

Berawal dari mural Jokowi:404 not found

Sebelumnya, aksi penghapusan mural ini menjadi viral dan tampak tidak berkesudahan usai aparat menghapus mural Jokowi 404:not found yang terletak di dinding terowongan inspeksi Batuceper, Kota Tangerang.

Pakar mengatakan bahwa karya seni itu merupakan simbol protes yang tidak membahayakan.

Ini malah menunjukkan adanya kebuntuan atau sumbatan pada saluran aspirasi di ruang-ruang lain, seperti ditulis BBC.com.

Baca juga: PPKM Level 3 di Jakarta: Jam Operasional Mal Diperpanjang, Kapasitas Pengunjung Restoran Ditambah

Namun, alih-alih mengoreksi kebijakan, pemerintah malah mengambil langkah yang tidak tepat dengan menghapus aspirasi tersebut.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi bahkan menyebut mural-mural yang ada provokatif. Pihaknya tidak akan membiarkan murla tersebut ada, ujar Irwandi.

"Kita enggak mendukung lah mural begitu. Pemkot tidak membolehkan," kata Irwandi, Kamis (26/8/2021).

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dirinya mendukung mural di jalanan Jakarta asalkan bertuliskan pesan-pesan yang baik.

"Kalau ekspresi begitu semua kita izinkan, nanti se-Jakarta ekspresi begitu, kami lapar butuh makan. Enggak mendidik lah," katanya, merujuk mural di Kebon Kacang yang saat ini sudah dihapus.

(Penulis : Wahyu Adityo Prodjo/ Editor : Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com