Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Aspirasi Warga yang Disalurkan lewat Mural Dianggap Provokatif dan Dihapus Aparat

Kompas.com - 31/08/2021, 17:10 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi penghapusan mural yang bernada kritikan terhadap pemerintah tampaknya menjadi salah satu prioritas utama aparat belakangan ini.

Bagaimana tidak, temuan di lapangan menunjukkan bahwa mural yang baru saja dibuat di sebuah dinding di kolong Fly Over Taman Cibodas, Kota Tangerang, langsung dihapus aparat.

Menurut keterangan pedagang di sekitar lokasi, sejumlah pemuda mengerjakan mural yang bertuliskan “DIPENJARA KARNA LAPAR” pada Kamis (19/8/2021) malam.

Baca juga: Patah Satu Tumbuh Seribu, Saat Mural-mural Baru Bermunculan Usai Penghapusan oleh Aparat

Keesokan harinya, mural tersebut langsung lenyap dari pandangan mata.

“Kemarin malem itu saya lihat ada beberapa orang di sana yang sedang menggambar. Habis itu saya enggak tahu lagi, kayaknya tadi baru dihapus,” ujar pedagang yang enggan menyebut namanya itu saat ditemui Wartakotalive.com, Jumat (20/8/2021).

Tidak lama sebelumnya, warga dihebohkan dengan sebuah mural yang diduga gambar Presiden Joko Widodo. Di bagian mata sang presiden ada tulisan 404:not found.

Mural tersebut juga dihapus dengan ditimpa menggunakan cat hitam oleh pemerintah setempat dan aparat TNI-Polri pada 12 Agustus lalu.

Baca juga: Mural Gambar Diduga Presiden Jokowi Muncul di Kebagusan Jaksel, Tulisannya Aku Nyerah Pakdeh

Polisi sebelumnya sempat mencari pembuat mural itu.

Namun, Kapolres Metro Tangerang Kota Deonijiu de Fatima berujar, pihaknya tidak melanjutkan penyelidikan karena pembuatan mural itu tidak termasuk tindak pidana.

Pembuatan mural itu hanya melanggar Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (K3), ujarnya.

Para pakar menyayangkan aksi penghapusan tersebut karena mural dianggap sebagai simbol protes yang tidak membahayakan.

Karya seni tersebut malah menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi warga yang tidak tertampung di ruang-ruang lain.

Baca juga: Mural di Kebagusan Sindir Wacana Jokowi 3 Periode: Nggak Oke, Borgol

 

Namun, aksi penyampaian aspirasi tersebut ditangkap berbeda oleh aparat pemerintah.

Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi, misalnya, malah menganggap mural yang bernada kritikan terhadap pemerintah sebagai karya provokatif.

Oleh sebab itu, pihaknya tidak akan membiarkan kehadiran mural-mural “provokatif” tersebut.

“Kita enggak mendukung lah mural begitu. Pemkot tidak membolehkan," kata Irwandi saat dihubungi, Kamis (26/8/2021).

Di Jakarta Pusat sendiri, muncul sebuah mural bertuliskan “yang bisa dipercaya dari TV cuma adzan” dan “kami lapar Tuhan”. Kedua tulisan itu saling bergandengan, diikuti dengan kalimat “jangan takut tuan-tuan, ini cuma street art”.

Baca juga: Komentar Warga Soal Mural Mirip Jokowi di Kebagusan, Jakarta Selatan

Irwandi mengatakan bahwa dirinya mendukung mural di jalanan asalkan bertuliskan pesan-pesan yang baik.

"Kalau ekspresi begitu semua kita izinkan, nanti se-Jakarta ekspresi begitu, kami lapar butuh makan. Enggak mendidik lah," katanya, merujuk mural di Kebon Kacang tersebut yang saat ini sudah dihapus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com