Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Mural yang Muncul sebagai Alat Propaganda pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Kompas.com - 01/09/2021, 06:00 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mural bernada kritikan dan sindiran terhadap pemerintah mulai bermunculan di Jakarta dan Tangerang.

Terbaru, sebuah mural yang menggambarkan sosok diduga Presiden Joko Widodo muncul di sebuah tembok di Jalan Kebagusan Raya, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Mural ternyata sudah ada sejak pendudukan Jepang di Indonesia. Mural kala itu digunakan sebagai media propaganda Jepang di Indonesia.

Baca juga: Patah Satu Tumbuh Seribu, Saat Mural-mural Baru Bermunculan Usai Penghapusan oleh Aparat

Sendenbu (Departemen Propaganda Jepang) menggenjot produksi alat propaganda melalui radio, film, surat kabar, serta pameran dan pertunjukan seni.

Untuk memaksimalkan usaha propaganda tentang perang Asia Timur Raya, Jepang juga membentuk Biro Pengawas Siaran Jawa (Jawa Hoso Kanrikoru), Perusahaan Surat Kabar Jawa (Jawa Shinbunkai), dan Perusahaan Film Jepang (Nihon Eigasha Nichi'ei).

Selain dijadikan sarana propaganda, karya seni selama pendudukan Jepang juga dijadikan sarana hiburan dan alat untuk memperkaya budaya.

Karya seni anak bangsa juga mulai bermunculan semasa pendudukan Jepang. Berbagai organisasi seni mulai berkembang, seperti Pusat Tenaga Rakyat, Keimin Bunka Sidhosho, dan Perserikatan Oesaha Sandiwara Djawa (POSD).

Beberapa penulis dan seniman Indonesia, seperti Affandi, Sudjojono, dan Emiria Sunnasa, juga ikut dalam pusaran karya seni selama pendudukan Jepang.

Mereka bekerja sama dengan para seniman Jepang, di antaranya desainer grafis Takahashi Kono, karikaturis Saseo Ono, dan pelukis Miyamoto Saburo.

Para seniman Indonesia juga mendapat cat minyak, kanvas, studio, model, dan ruang pameran gratis dari Pemerintah Jepang.

Baca juga: Mural di Kebagusan Sindir Wacana Jokowi 3 Periode: Nggak Oke, Borgol

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com