Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antusiasme PTM Terbatas, Orangtua Beli Seragam Baru, Siswa Rindukan Keseruan di Sekolah

Kompas.com - 01/09/2021, 08:41 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah mulai digelar di Jakarta sejak Senin (31/8/2021). Antusiasme orangtua dan siswa menyambut kegiatan belajar di sekolah pun dirasakan.

Mutisari (38), misalnya, dia memiliki anak yang bersekolah kelas lima SD.

Ia sangat mendukung PTM terbatas. Murti bilang, anaknya sudah bosan belajar di rumah.

"Anak saya semangat sekali sekolah tatap muka. Biasanya Zoom. Sekarang senang bisa ketemu guru dan teman-teman," ujar Murti saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/8/2021) sore.

Baca juga: Ketika Pelajar Hendak Tawuran di Kota Tangerang Usai Ikut PTM di Jakarta...

Muti menggambarkan kegembiraan anaknya yang mendengar kabar akan kembali bersekolah. Anaknya sempat tak percaya akan bisa sekolah tatap muka.

"Mah yang bener, nanti bohong, nanti ditutup lagi sekolahnya," ujar Muti menirukan ekspresi anaknya ketika tahu akan kembali belajar di sekolah.

Muti sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk anaknya sekolah. Dia membelikan anaknya seragam sekolah dan sepatu.

"Sudah pada sempit semua baju sekolah anak saya. Tadi kita habis beli baju di Pasar Karanganyar Jakarta Pusat. Sepatu juga beli. Biasanya sepatu anak saya ukuran 34, sekarang sudah 36 kakinya," tambah Muti.

Sementara itu, Nadia Hamida, siswi kelas 10 SMKN 32, juga senang kembali bisa masuk sekolah. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakoni selama setahun lebih dirasakan sudah membosankan.

Baca juga: 4 Kunci Sukses Komunikasi Guru dan Murid Selama PJJ

"Seneng banget bisa offline, kemarin kan online kayak yang bosan banget gitu. Ya intinya senang lah bisa belajar tatap muka bisa ketemu teman dan guru-guru," kata Nadia saat menjalani PTM Terbatas pada Senin (30/8/2021).

Nadia merasakan banyak perbedaan ketika mengikuti PJJ dan PTM. Nadia merindukan adanya interaksi antara siswa dan guru.

"Pembelajaran online kalau di rumah santai, tapi jenuh, kalau di sekolah kan seru," ujar Nadia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com