Akan lebih bijak, jika pendanaan untuk gelaran lomba balap formula mobil listrik dialihkan ke kegiatan lain yang memiliki daya ungkit sosial dan ekonomi tinggi bagi masyarakat terdampak pandemi.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, selama pandemi telah terjadi peningkatan angka pengangguran, terutama di rentang usia muda dan produktif.
Tingkat pengangguran terbuka usia 20–24 tahun, selama periode setahun dari Februari 2020 hingga Februari 2021, meningkat 3,36 persen menjadi 17,66 persen.
Di kisaran usia 25–29, melonjak 2,26 persen menjadi 9,27 persen. Sementara, di kisaran usia 30–34, naik 4,94 persen, di rentang 35–39 meningkat 3,74 persen, di usia 40–44 naik 3,55 persen, dan rentang usia 44–49 meningkat 3,27 persen (Kompas.com, 30 Agustus 2021).
Baca: BPS: Pandemi Bikin Banyak Anak Muda Jadi Pengangguran
Walaupun angka-angka tersebut di level nasional, tetapi juga mereflesikan dampak wabah di tingkat lokal termasuk DKI Jakarta.
Di saat tingkat serapan pekerjaan formal menurun selama wabah, maka pekerjaan di sektor informal dengan memadukan usaha rintisan berbasis teknologi yang digandrungi anak-anak muda sangat masif menguransi terjadinya angka pengangguran.
Harusnya segmen ini yang diperhatikan maksimal oleh Pemda DKI ketimbang hanya memberikan keuntungan ke pihak asing atau panitia penyelenggara lomba Formula E.
Menurunnya kasus positif harian Covid, semakin melandainya angka kematian dan anjloknya tingkat keterisian tempat tidur perawatan di rumah sakit (BOR) di DKI Jakarta harusnya tidak membuat gubernur dan jajarannya jumawa.
Gencarnya program vaksinasi di Ibukota tidak semata karena usaha dan kerja keras jajaran Pemda DKI saja tetapi juga peran serta kementerian, TNI, Polri dan berbagai institusi yang “mengeroyok” habis pelaksanaan vaksinasi di seantero Jakarta. Tiada hari tanpa vaksinasi di Jakarta.
Kecenderungan penurunaan kasus konfirmasi Covid di Jakarta tidak serta merta mengendorkan segala upaya pencegahan dan langkah antisipatif dari Pemda DKI.
Pembukaan kegiatan perekonomian dan pendidikan di Ibukota seperti beroperasinya pertokoan atau mal dengan kapasitas separuhnya dan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sejumlah institusi pendidikan harus disiapkan pula langkah kontingensi jika terjadi ledakan kasus kembali. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan tuntasnya pandemi ini.
Demikian juga dengan antisipasi dampak bergeliatnya wilayah aglomerasi Jakarta seperti Tanggerang, Bogor, Depok dan Bekasi yang sangat berpengaruh bagi Ibukota serta libur akhir tahun nanti, harusnya tidak membuat kendor dan lengah.
Walau bagaimanapun, Jakarta masih termasuk 10 daerah yang menyumbang kasus aktif Covid. Data Satgas Covid-19 hingga 29 Agustus 2021 masih menempatkan Jakarta sebagai provinsi nomor 7 terbesar dalam kontribusi angka kasus positif nasional (Kompas.com, 01/09/2021).
Harapan publik yang tidak setuju dengan gelaran lomba balap formula mobil listrik mulai membuncah begitu ada sikap kritis dari fraksi PDIP dan PSI yang akan mengajukan hak interpelasi.
Harapan akan ada tambahan dukungan dari fraksi-fraksi lain di DPRD DKI juga terus dinanti walau akhirnya menjadi pesimistis dengan ending acara santap malam yang diadakan di rumah dinas Gubernur DKI Anies Baswedan di Kawasan Menteng, Jakarta.
Seperti bersikap reaktif atas pengajuan hak interpelasi yang dilakukan para inisiator ke pimpinan DPRD DKI Jakarta pada Kamis 26 Agustus 2021 siang, maka malam harinya Gubernur DKI mengundang tujuh fraksi di DPRD DKI yang belum menentukan sikap untuk makan malam bersama.
Ketujuh fraksi tersebut adalah PKS, Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem, PAN, dan PPP-PKB.
Santap malam itu tidak hanya mengenyangkan perut, tapi juga mengamankan rencana gelaran Formule E.
Tujuh fraksi bersepakat bulat bahwa gelaran eventyang menelan anggaran hingga Rp 1 triliun itu merupakan salah satu cara mendongkrak ekonomi di Ibukota yang sedang terpuruk.