Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Fenomena Mural, Wagub DKI Bilang Silakan Berkreasi asal Isinya Positif

Kompas.com - 01/09/2021, 22:19 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mempersilakan warga Jakarta membuat mural sebagai bentuk kreativitas seni urban masa kini. Namun dia meminta agar seniman membuat mural di tempat yang tepat dan berisi pesan yang positif.

"Jadi kami minta seluruh masyarakat silakan berkreasi, inovasi, semua melakukan mural kemudian grafiti, coretan, sejauh dilakukan di tempat yang baik, tidak mengganggu, isi positif dan konstruktif dan kami bisa memahami," kata Riza, Rabu (1/9/2021).

Riza meminta agar mural yang dibuat harus bersifat ajakan yang baik, karena lukisan tembok jalanan itu akan dilihat banyak orang.

Baca juga: Mural Mirip Jokowi di Jagakarsa Dihapus, Warga: Aneh, Itu Kan Kritik

Dia mengatakan, jangan sampai ada pesan yang tendensius dan melanggar aturan yang ada.

"Jangan dibuat yang bersifat tidak baik, ajakan tidak baik yang tendensius yang melanggar aturan dan ketentuan dan di tempat-tempat umum yang dilarang," ujar dia.

Terkait fungsi kritik dari mural, Riza meminta agar masyarakat menyampaikan kritik pada pemerintah lewat jalur konstitusional, yaitu lewat DPRD atau DPR-RI.

Namun, bukan berarti pemerintah anti-kritik dengan lukisan mural, melainkan menerima kritik sesuai dengan jalur hukum yang berlaku.

"Pemerintah tidak pernah anti-kritik, ini negara demokrasi, negara hukum, semua ada aturan sejauh tidak melanggar ketentuan hukum, silakan saja. Masing-masing yang berbuat harus tahu batasannya," kata dia.

Fenomena kritik menggunakan seni mural sedang bermunculan. Terakhir, mural mirip presiden Joko Widodo berada di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan muncul dan sudah dihapus hari ini.

Sejumlah warga mengaku heran atas penghapusan mural mirip Jokowi karena merasa gambar tersebut hanya mural yang tidak memiliki arti mendalam.

"Saya sempat lihat, aneh cuma mural aja kok dihapus. Padahal kan banyak coretan lain," kata seorang warga yang enggan disebut namanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com