Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Diduga Bungker Ditemukan di Terowongan Bawah Tanah Kawasan Stasiun Bogor

Kompas.com - 02/09/2021, 15:26 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Jawa Barat, terus menelusuri temuan bangunan yang diduga terowongan kuno bawah tanah di sekitar kawasan Stasiun Bogor.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh petugas, mereka kembali menemukan bangunan diduga bungker di dalam terowongan tersebut.

Kepala Seksi Pemeliharaan Rutin Jalan Dinas PUPR Kota Bogor Dian Setiawan mengatakan, bangunan yang diduga bungker itu memiliki panjang kurang lebih 8,5 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1,5 meter.

Baca juga: Bangunan Tua Ditemukan di Bawah Tanah Kawasan Stasiun Bogor, Diduga Dibangun Zaman Belanda

Dian menuturkan, pihaknya menerjunkan 16 petugas untuk mengeruk sedimen dan menelusuri terowongan itu.

Namun, dalam prosesnya, sambung Dian, petugas mengalami kendala seperti minimnya oksigen.

"Progresnya kami masih terus masuk ke terowongan dengan mengeruk sampah, mengukur, dan mencari jalan untuk menarik sampah yang menumpuk dari bagian terowongan. Di dalam kondisi oksigen tipis, tim kesulitan bernapas," ucap Dian, Kamis (2/9/2021).

Dian melanjutkan, untuk mengatasi kendala tersebut, Dinas PUPR akan berkomunikasi dengan PT KAI agar dapat membuat bak kontrol saluran udara.

Baca juga: Bantah Polisi, Pengacara Pastikan MS Pernah Laporkan Pelecehan Seksual di KPI, tapi Tak Ditanggapi

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengajak perwakilan PT KAI ke lokasi temuan terowongan tua untuk melakukan survei.

"Jadi, bak kontrol ini selain untuk saluran udara juga untuk jalur membuang sampah agar lebih cepat," kata Dian.

"Kami juga masih belum tahu terowongan itu berujung ke mana karena ruang gerak petugas terbatas saat melakukan penelusuran," sebutnya.

Sebelumnya, Petugas Dinas PUPR Kota Bogor melaporkan adanya temuan bangunan tua di bawah tanah di sekitar kawasan Stasiun Bogor.

Baca juga: Tersangkut Kasus Narkoba, Komika Coki Pardede Ditangkap bersama Temannya

Bangunan tersebut mirip seperti terowongan kecil atau saluran air, terletak sekitar 2-3 meter di bawah permukaan tanah dan di bawah saluran air yang dibangun Pemkot Bogor pada 1990-an.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan Dinas PUPR, diduga bangunan itu dibangun pada zaman Belanda.

Bima mengungkapkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah bangunan tersebut merupakan saluran air atau memiliki fungsi-fungsi lainnya.

Selain itu, ia menginginkan adanya kajian lebih lanjut atas temuan tersebut dengan menggandeng Universitas Pakuan dan Institut Pertanian Bogor (IPB) University.

“Setelah kami cek di dinas terkait, memang terlihat ada peta saluran bawah tanah yang dibangun pada zaman Belanda," beber Bima, Senin lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berusaha Tutupi Kandungan Kekasihnya, Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta

Berusaha Tutupi Kandungan Kekasihnya, Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com