TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sebagian besar korban kebakaran lapak pemulung di Jurangmangu Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Rabu (25/8/2021) lalu, kebingungan mencari tempat tinggal.
Pasalnya, tidak semua korban akan mendapat bantuan kontrakan gratis dari pemerintah kota, karena bukan warga ber-KTP Tangerang Selatan.
Mereka pun hingga kini masih bertahan di musala yang berada di lokasi kebakaran, lantaran tidak punya modal untuk membangun kembali ke rumah.
Sementara itu, pulang ke kampung halaman tak jadi pilihan para korban terdampak kebakaran lapak pemulung tersebut.
Baca juga: Pemkot Tangsel Belum Dapat Kontrakan untuk Dihuni Korban Kebakaran Lapak Pemulung
Iha (38), salah satu korban hingga kini masih bertahan di lokasi bersama anggota keluarganya. Pasalnya tidak ada tempat lain yang bisa dihuninya.
Dia mengaku mendapatkan informasi bahwa bantuan rumah kontrakan gratis hanyalah warga ber-KTP Tangerang Selatan. Sedangkan Iha, merupakan warga Indramayu, Jawa Barat.
"Yang dapat bantuan itu bagi yang punya KTP Tangsel. Kalau aku bukan KTP Tangsel, aku Indramayu. Cuma pendatang," ujar Iha kepada wartawan, Kamis (2/8/2021).
Kini, Iha berusaha bertahan hidup di lokasi kebakaran dengan bantuan seadanya yang diberikan para relawan. Dia pun berharap ada bantuan dari pemerintah kota, meski bukan warga Tangerang Selatan.
Sebab, tak ada pilihan lain bagi keluarga Iha selain bertahan di lokasi kebakaran dan kembali bekerja sebagai pengepul barang bekas.
"Harapannya sih pengennya bisa dibangun lagi di sini gitu aja. Kalau pulang kampung bagaimana, di kampung enggak ada usaha ya. Di sini kan kita sudah betah, usaha juga di sini," ungkap Iha.
Hal senada diungkapkan oleh Wartini (45), yang sampai saat ini masih tinggal di musala lokasi kebakaran bersama para korban lainnya.
Dia memilih bertahan karena tidak ada tempat lain yang dapat dihuninya. Selain itu, belum ada kepastian bantuan rumah kontrakan gratis dari pemerintah kota bagi korban yang tidak ber-KTP Tangerang Selatan.
"Yang dapat hanya yang KTP Tangerang Selatan saja. Kasihan yang KTP asal kampung kayak kita. Mau tinggal di mana?," ungkap Wartini.
Di sisi lain, lanjut Wartini mengaku kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk kembali ke kampung halaman. Terlebih, dia hanya bisa mendapatkan penghasilan dari mengumpulkan barang bekas di lokasi.
Baca juga: Kebakaran Lapak Pemulung yang Meluluhlantakkan Tempat Tinggal 44 Keluarga di Pondok Aren...
Dia pun berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan berbaik hati memberikan bantuan untuk bisa membangun kembali rumah di lapak pemulung yang terbakar tersebut.
"Kalau pulang kampung enggak mungkin. Enggak punya apa-apa di kampung. Posisinya gak bisa lah di kampung. Ya semoga pemerintah kasih keringanan lah dibangun lagi tempat ini," pungkasnya
Adapun kebakaran lapak pemulung di kawasan Jurangmangu Timur terjadi pada Rabu (25/8/2021) sekitar pukul 03.00 WIB.
Api dengan cepat menjalar ke sejumlah barang bekas yang mudah terbakar. Ratusan bangunan semi permanen pun hangus dilalap api.
Sebanyak 10 unit mobil pompa air beserta 50 personel dari Dinas Pemadam kebakaran dan Penyelamatan Tangerang Selatan diterjunkan ke lokasi kejadian.
Api baru bisa dipadamkan petugas dan selesai dilakukan pendinginan pada Rabu siang sekitar pukul 12.00 WIB.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, kurang lebih 200 jiwa yang menghuni kawasan tersebut kehilangan tempat tinggalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.