JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi akan memanggil lima pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap MS.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardhana mengatakan, para terlapor akan dipanggil mulai Senin pekan depan.
"Mulai Senin akan kami panggil para terlapor," kata Wisnu di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2021).
Baca juga: KPI Sudah Periksa 7 Pegawainya yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual terhadap MS
MS yang juga pegawai KPI sebelumnya telah melaporkan lima orang rekan sekantornya terkait dugaan pelecehan seksual. Kelima terlapor yakni RM, FP, RT, EO, dan CL.
Pelecehan itu terjadi pada 22 Oktober 2015 silam di Kantor KPI, Jakarta Pusat. Dalam laporannya, MS menceritakan bahwa saat itu ia sedang bekerja di ruangannya.
Namun, tiba-tiba kelima terlapor langsung memegang badan MS, membuka celananya dan mencoret-coret kemaluannya dengan spidol.
Baca juga: Polisi Sebut Dugaan Pelecehan Seksual Dialami Pegawai KPI di Ruang Kerja
Tak cukup sampai di situ, para terlapor juga mengambil foto kemaluan MS yang telah dicoret-coret.
Sebelum memanggil para terlapor, Wisnu menyatakan, polisi juga akan memeriksa sejumlah saksi. Sejauh ini sudah ada satu saksi yang diperiksa, yakni karyawan KPI yang bekerja sebagai sopir.
"Dalam waktu dekat kami juga berencana memanggil psikolog yang selama ini memeriksa kondisi MS," kata Wisnu.
Sebelumnya, tulisan terkait pelecehan seksual dan perundungan yang dialami MS ini viral di media sosial.
Baca juga: Pelecehan Pegawai KPI Disebut Terjadi di Ruang Kerja dan Dilakukan Beramai-ramai
Dalam tulisan itu, MS mengaku sudah menerima perundungan hingga pelecehan seksual oleh rekan kerjanya sejak ia bekerja di KPI pada 2012.
Ia sudah dua kali mencoba melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Gambir, tetapi tak ditanggapi serius oleh polisi.
Pengacara MS, Mualimin Wadah, memastikan, tulisan mengenai kisah MS yang kini viral di media sosial benar adanya.
Tulisan itu dibuat oleh dirinya selaku penasihat hukum MS. Namun, tulisan itu dibuat berdasarkan cerita langsung dari MS dan atas persetujuan MS.
"Jadi memang bukan MS langsung yang menuliskan, tapi berdasarkan keterangan dan persetujuan dia," kata Mualimin saat dihubungi, Kamis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.