TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banten menilai tindakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Taryono telah mencederai rasa banyak pihak lantaran sudah menerima suntikan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga.
Ketua ID Banten Budi Suhendar mengatakan, tindakan yang dilakukan Taryono merupakan bentuk sikap tidak disiplin terhadap aturan yang ditetapkan pemerintah dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Pasalnya, pejabat tersebut sudah mendahului tenaga kesehatan (nakes) yang sampai saat ini belum seluruhnya disuntik booster Covid-19.
Baca juga: Pejabat Pemkot Tangsel Mengaku Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Booster
"Perilaku tidak sesuai regulasi maupun kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah, oleh tokoh atau pejabat berdampak signifikan dalam mengupayakan budaya disiplin penanggulangan Covid-19 di masyarakat. Dan ini dapat mencederai rasa banyak pihak," ujar Budi dalam keterangannya, Jumat (3/9/2021).
Menurut Budi, para pejabat daerah seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat untuk disiplin mengikuti aturan penanggulangan Covid-19, termasuk dalam hal vaksinasi booster yang masih diprioritaskan untuk nakes.
Dia pun memperingatkan semua pihak agar tetap mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, demi mensukseskan upaya penanganan Covid-19 yang sudah dijalankan saat ini.
Baca juga: 6.535 Nakes di Tangsel Tunggu Giliran Suntik Booster Covid-19
"Bersikap disiplin merupakan hal penting dalam mengupayakan suksesnya penanggulangan Covid-19," kata Budi.
"Diharapkan semua pihak terlebih tokoh maupun pejabat, dapat menjadi teladan dalam bersinergi mewujudkan dan menjalankan disiplin ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengaku sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster.
Salah satunya adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Taryono. Dia mengaku sudah disuntik vaksin dosis ketiga sekitar tiga pekan lalu.
"Alhamdulillah saya sudah vaksin Sinovac lengkap dua dosis. Booster-nya sudah juga, pakai Moderna," ujar Taryono, Jumat (27/8/2021).
Menurut Taryono, dia menjalani vaksinasi booster di rumah sakit karena aktivitasnya di lapangan cukup padat, yakni mengurus vaksinasi anak usia 12-17 tahun dan persiapan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Sudah lama itu, sekitar tiga mingguan lalulah, diundang ke rumah sakit. Kebetulan sudah booster karena kan aktivitas saya luar biasa," ungkap Taryono.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, pemerintah memprioritaskan vaksinasi dosis ketiga untuk Nakes karena kelompok tersebut berisiko tinggi terpapar Covid-19.
"Kalau sampai sekarang kebijakan kita adalah kita mengutamakan vaksinasi booster, vaksin ini untuk tenaga kesehatan," kata Nadia dalam diskusi virtual melalui kanal YouTube Antara TV Indonesia, Kamis (24/8/2021).
Sementara itu, lanjut Nadia, wacana untuk vaksinasi dosis ketiga untuk masyarakat umum dan pejabat negara perlu dikaji.
"Sampai sekarang di luar nakes ini kami belum memberikan untuk booster ketiganya," ujar dia.
Adapun pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kemenkes Nomor HK.02.01/I/1919/2021 yang ditetapkan 23 Juli 2021.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.