Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Interpelasi Formula E, Wagub DKI: Kami Tidak Mengintervensi

Kompas.com - 03/09/2021, 14:29 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan intervensi terhadap usulan hak interpelasi program Formula E.

Dia mengatakan, hak bertanya anggota Dewan tersebut merupakan hak yang tidak bisa diintervensi oleh pihak eksekutif.

"Terkait interpelasi itu merupakan hak teman-teman di fraksi, kami Pemprov tidak ingin mencampuri apalagi mengintervensi," kata Riza dalam rekaman suara, Jumat (3/9/2021).

Riza mengatakan, dinamika penggunaan hak interpelasi terkait Formula E diserahkan kepada lembaga legislatif tersebut.

Baca juga: Mercedes, Audi, dan BMW Tinggalkan Formula E, PSI: Bukti Balapan Ini Tak Laku

Pemprov DKI, kata Riza, akan tetap menjalankan tugas dan kewenangan sebagai eksekutif dalam Pemprov DKI Jakarta.

"Pemprov berusaha menjalankan tugas kewenangan yang ada. Fungsi tugas kami sebaik mungkin untuk membangun masyarakat Jakarta, membangun kota Jakarta yang maju yang bahagia warganya," ujar dia.

Dia juga mempersilakan seluruh anggota Dewan untuk menyikapi isu usulan interpelasi dengan kebijakan fraksi masing-masing.

"Semua kami persilakan untuk menyikapi sesuai dengan kewenangan masing-masing ya, jadi kami tidak mengintervensi," ujar dia.

Usulan penggunaan hak interpelasi atau hak bertanya langsung anggota Dewan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi diserahkan kepada pimpinan anggota DPRD DKI Jakarta Kamis (26/8/2021) pekan lalu.

Usulan hak interpelasi ditandatangani oleh 33 anggota Dewan dari dua fraksi, yaitu fraksi PDIP sebanyak 25 anggota dan 8 anggota dari Fraksi PSI.

Setelah usulan hak interpelasi resmi diserahkan, malam pada hari yang sama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar pertemuan dengan pimpinan tujuh fraksi DPRD DKI Jakarta, yaitu Nasdem, PAN, PKS, Gerindra, Golkar, Demokrat dan PPP-PKB.

Baca juga: Formula E Jakarta: Untung di Mata Anies, Buntung Prediksi Para Pengusul Hak Interpelasi

Dalam pertemuan itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik menyebut, tujuh fraksi bersepakat untuk menolak penggunaan hak interpelasi terkait Formula E.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan Manuara Siahaan mengatakan, ada potensi pemborosan anggaran hingga RP 4,48 triliun untuk penyelenggaraan Formula E.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini menyebut potensi pemborosan bisa terlihat dari rangkaian penyelenggaraan Formula E yang digadang berlangsung selama lima musim di DKI Jakarta.

Rinciannya Commitment Fee untuk Formula E selama lima tahun memakan anggaran Rp 2,345 triliun, biaya pelaksanaan Rp 1,239 triliun, dan bank garansi sebesar Rp 890 miliar.

Anggaran Formula E selama 5 tahun senilai Rp 4,48 triliun itu, kata Manuara, bisa dialihkan ke program yang lebih berpihak pada warga.

"Kalau angka-angka itu misalnya saya memberi gambaran, kalau angka Rp 4,48 triliun itu kita alokasikan membangun sekolah, 88 sekolah baru bisa kita bangun," kata Manuara.

Baca juga: Fraksi PDI-P: Potensi Pemborosan Anggaran Formula E Capai Rp 4,48 Trilun

Manuara mengatakan, jika anggaran Formula E digunakan untuk membangun rumah sakit, maka akan ada 44 rumah sakit bisa terbangun.

Tidak hanya dari sisi pembangunan, Manuara juga menyebut anggaran sebesar itu bisa memberikan bantuan sembako untuk 7,4 juta masyarakat miskin di Jakarta selama dua bulan.

Anggaran tersebut juga bisa dialihkan untuk memberikan stimulus untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan pagu Rp 1,2 juta per UMKM.

Anggaran itu juga bisa dikonversikan dalam bentuk program beasiswa 38.000 yatim piatu di Jakarta baik akibat pandemi Covid-19 maupun yatim karena peristiwa lainnnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com