Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM Terbatas Perdana di SMAN 1 Tangerang, Siswa Lebih Mudah Serap Materi

Kompas.com - 06/09/2021, 12:00 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah siswa di SMAN 1 Tangerang, Kota Tangerang, memberikan respons beragam atas pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang dihelat perdana pada Senin (6/9/2021).

Sebagaimana diketahui, uji coba PTM terbatas di SMAN 1 Tangerang itu baru berlangsung pertama kalinya pada Senin ini.

Pelaksanaan uji coba PTM terbatas pada hari ini hanya diikuti oleh 162 siswa kelas 12 atau setengah dari murid tingkat akhir di SMA tersebut.

Baca juga: SMAN 1 Tangerang Gelar Uji Coba PTM Terbatas, Satu Kelas Diisi 18 Murid

Ishak Yuda, siswa kelas 12, merasa senang PTM terbatas akhirnya dapat digelar.

"Senang ketemu teman, bisa berinteraksi langsung sama teman, sama guru juga. Ya, akhirnya ketemu sama teman, gitu," paparnya saat ditemui di SMAN 1 Tangerang, Senin.

Meski demikian, Ishak justru merasa ada sesuatu yang aneh dengan pelaksanaan PTM.

Pasalnya, dia harus beradaptasi kembali dengan skema pembelajaran di sekolah itu atau via luring (offline) itu.

Baca juga: Sejumlah Orangtua Siswa SMPN 8 Tangsel Belum Izinkan Anaknya Ikut PTM Terbatas

"Aneh saja gitu kembali di sekolah dan lihat (materi) di papan tulis lagi setelah sekian lama," tuturnya.

Akan tetapi, Ishak berujar bahwa PTM dapat membuatnya memahami materi yang disampaikan oleh guru secara lebih mudah, terlebih materi-materi pada mata pelajaran bidang eksakta.

"Kalau secara materi memang lebih baik offline. Karena pelajaran exact kayak matematika, fisika, kimia, itu menurut saya harus diajarkan secara langsung," paparnya.

"Kalau pelajaran lain, yang materinya bisa lebih mudah dihafal, itu online lebih asyik karena bisa googling," sambung dia.

Ishak menambahkan, penerapan protokol kesehatan yang wajib diikuti tidak membuatnya merasa terbebani.

"Kalau misal ada yang merasa ribet, ya berarti emang kesadaran mematuhi protokol kesehatannya kurang aja," ucapnya.

Siswa kelas 12 lain, Aji Adinata, mengaku terdapat perbedaan yang sangat terasa antara PTM dan pembelajaran via daring.

'Kerasa banget, soalnya kalau pas online susah dicerna, gitu. Kalau pas offline gampang dicernanya. Lebih enjoy pas offline juga, lebih masuk juga pelajarannya," paparnya saat ditemui di lokasi yang sama.

Dia menuturkan, ada beberapa protokol kesehatan yang harus diikuti selama PTM di sekolah.

Beberapa di antaranya, yaitu wajib mencuci tangan saat di gerbang sekolah, pemeriksaan suhu tubuh, menjaga jarak selama di kelas, dan mengenakan masker.

Aji menambahkan, mata pelajaran yang diikuti hari ini adalah matematika wajib dan prakarya.

Kelas pertamanya dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 11.00 WIB.

Dia berangkat ke sekolah menggunakan motor pribadinya.

Sebelum mengikuti PTM ini, Aji juga telah menerima vaksin Covid-19 sebanyak dua kali.

"Kalau persiapan, kayak baju, ini baju lama sih ya. Saya kan udah kelas 12," ungkap dia.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tangerang Niniek Nurcahya sebelumnya menyebut, jumlah siswa yang masuk pada sepekan pertama simulasi ini hanya 50 persen dari siswa kelas 12.

Katanya, ada sejumlah pertaturan yang harus diikuti oleh seluruh murid mulai dari masuk hingga pulang sekolah.

Beberapa di peraturan tersebut adalah setiap siswa tidak diperkenankan untuk berangkat menggunakan transportasi umum, wajib membawa alat tulis masing-masing, dan sebelum berangkat sekolah wajib sarapan terlebih dahulu.

"Saat di kelas, tidak boleh pinjam alat-alat tulis, tuker-tukeran enggak boleh. Makan minum di kelas enggak boleh, karena tidak ada istirahat," urai Niniek.

Menurut dia, sebanyak 98 persen tenaga pendidik di sekolah tersebut sudah menerima vaksin Covid-19.

"Sementara keseluruhan siswanya hanya beberapa yang belum divaksin, hanya sisa 50 siswa yang belum divaksin," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com