JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) melakukan berbagai aksi sosial bagi masyarakat khususnya di Jakarta Utara.
Melalui program corporate social responsibility (CSR), JICT menggelar beragam kegiatan kemanusiaan dalam bidang kesehatan dan pendidikan di sepanjang tahun 2020 hingga 2021.
Pemenuhan asupan gizi bagi balita dan bantuan pendidikan bagi anak yang putus sekolah menjadi fokus JICT.
Direktur Utama JICT Ade Hartono mengatakan, JICT telah memulai program "Stop Stunting" dengan pemberian gizi pada anak usia balita di Jakarta Utara.
Pada tahap pertama, JICT bekerja sama dengan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia wilayah Jakarta Utara untuk 400 anak balita.
Baca juga: Menko PMK: Stunting Merupakan Ancaman bagi Pembangunan SDM
“Kami ingin memberikan perhatian penuh pada pertumbuhan generasi muda Indonesia khususnya pada anak-anak di depan mata kita di Jakarta Utara ini," kata Ade dalam keterangannya, Senin (6/9/2021).
"Anak dengan asupan gizi baik dapat membangun kemampuan kognitif optimal dan kondisi fisik yang lebih kuat. Sehingga mereka lebih berdaya dalam membentuk masa depan yang lebih cerah,” lanjutnya.
Bersamaan dengan pelaksanaan program "Stop Stunting", JICT juga secara aktif memberikan bantuan kepada berbagai institusi dalam kegiatan vaksinasi untuk masyarakat di sekitar pelabuhan.
Sementara dalam bidang pendidikan, perusahaan membuka program baru, yakni "Logistic For Youth" di beberapa SMK Green Dock School kelolaan JICT.
Baca juga: Pemerintah Diminta Beri Beasiswa untuk Cegah Anak Putus Sekolah karena Masalah Ekonomi
Bantuan yang diberikan berupa renovasi lab komputer dan bahasa, dan peningkatan pengetahuan pelajar kejuruan terkait bidang logistik sebagai pembekalan dalam memasuki dunia kerja.
“Saatnya generasi muda mulai dikenalkan dengan pengetahuan aktifitas rantai logistik. SMK Tanjung Priok membuka kelas pertama kali pada ajaran baru dan kami sangat senang untuk mendukung. Harapannya muncul generasi luar biasa yang siap berkarya di industri logistik Indonesia,” tutur Ade.
Ade menambahkan bagi anak anak putus sekolah, JICT membuka kelas daring dan luring dengan protokol kesehatan ketat agar mereka mendapatkan ijasah sesuai paket yang diambil.
“Ini modal bagi anak-anak di Jakarta Utara untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Lebih dari 30 persen anak putus sekolah di wilayah Koja dan Tanjung Priok telah mendapatkan ijazah. Bahkan kami menambah kurikulum untuk peningkatan kemampuan siap kerja,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.